"Iman Dharma/nakita "
"Potong rambut, yuk, De. Tuh, rambut kamu sudah panjang. Kalau sudah dipotong, nanti Ibu ajak jalan-jalan," rayu Vera kepada putrinya yang berusia 2 tahun. Apalagi si kecil rambutnya sudah panjang dan poninya hampir menutupi mata. Namun, ketika si ibu sudah siap menggunting, si kecil malah bangkit dari duduknya dan berlari.
"Memang, semua ibu pasti akan menggunakan segala cara dan trik agar si anak mau dipotong rambutnya," ujar dr. Ari Muhandari Ardhie, SpKK. Selain karena si anak tak mau, ia pun tak bisa diam seperti banyak bergoyang dan bergerak, bahkan menangis atau menjerit.
"Biasanya agar lebih mudah, orang tua membawa anaknya ke salon," lanjut dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSAB Harapan Kita Jakarta ini. "Suasana salon biasanya penuh keceriaan anak-anak. Ada mainan, anak dinyanyikan lagu-lagu, diajak mengobrol, dan sebagainya."
RASA CEMAS
Kendati demikian, mengajak anak ke salon juga bisa menjadi persoalan tersendiri. Malah ada yang mengatakan, anak dibawa ke salon itu sama takutnya seperti ke dokter. Apa, sih, sebenarnya yang ditakutkan si anak?
Menurut Ari, pada waktu anak mau dipotong rambutnya timbul rasa cemas dalam dirinya. "Rasa cemas ini muncul secara naluriah. Biasanya yang dicemaskan ialah orang yang akan memotong. Anak takut kalau orang itu tak dikenalnya," terangnya. Selain itu, anak juga takut pada peralatan memotong seperti gunting, alat cukur maupun baju salon yang harus dikenakannya.
Tapi kalau si anak sudah kenal dengan orang yang akan memotong rambutnya dan "acara" potong rambut pun sudah sering dilakukan, maka ia tak akan takut lagi. "Anak akan tampak tenang dan bahkan senang untuk dipotong rambutnya."
Karena itulah, lanjut Ari, orang yang hendak memotong rambut anak haruslah yang bisa dekat dengan anak-anak. "Tentunya juga harus sabar, tak gampang emosi, ramah dan baik. Kalau tidak, anak tak akan mau." Apalagi jika si anak baru pertama kali diajak potong rambut di salon, si pemotong harus melakukan segala cara untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa cemasnya.
MODEL RAMBUT
Sebetulnya, ujar Ari, tak ada keharusan anak berambut panjang atau pendek. "Yang paling penting orang tua memahami sejauh mana ia dapat merawat rambut anaknya. Karena pada usia ini anak belum bisa mengurus rambut sendiri."
Jadi, tergantung orang tua mau anaknya berambut panjang, gondrong atau pendek. "Tapi umumnya orang tua lebih senang bila anak berambut pendek." Karena, pada usia balita, anak lebih banyak bermain dan bergerak. Baik keringat maupun kotoran di kulit kepala akan membuat anak tak nyaman. Nah, agar si anak merasa lebih nyaman dan orang tua pun mudah mengurus rambut anaknya, maka lebih praktis bila si anak berambut pendek.
Karena itu, lanjut Ari, pada prinsipnya model rambut anak adalah yang praktis dan mudah dirawat. "Kebanyakan model rambut anak balita yang telinganya terlihat dan sangat pendek. Istilahnya, model tempurung atau batok." Ada juga model lainnya seperti model cepak tentara. Anak lelaki maupun perempuan sama saja modelnya. Malah, pada anak
perempuan ada yang rambutnya model bob sebagaimana wanita dewasa, yakni ditrap sehingga mengembang. Untuk poni, anak lelaki dipotong setengah dahi dan perempuan pas di alis mata.
Jikapun si anak berambut panjang, tetap bisa memenuhi kedua unsur tersebut. Misalnya, diikat atau diberi bando agar terlihat selalu rapi. Namun tentu saja orang tua harus lebih rajin memperhatikannya, ketimbang bila rambutnya pendek. "Bisa timbul ketombe kalau tak bersih mengeramasinya, ada kutu kepala." Selain itu, anak akan tampak semrawut bila rambutnya dibiarkan saja tanpa dikuncir atau dirapikan. Apalagi anak usia ini tak mau untuk selalu sisiran setiap menit maupun jam.
WAKTU POTONG
Soal kapan waktunya anak dipotong rambut, menurut Ari, tergantung orang tua juga. "Biasanya 3 bulan sekali anak dipotong rambutnya, apakah itu dipotong pendek atau sekadar dirapikan," jelasnya. Tapi bila orang tua ingin anaknya selalu tampak rapi, boleh saja datang ke salon sebulan sekali ataupun 2 minggu sekali.
Yang penting, lanjut Ari, jangan sampai rambut tersebut mengganggu si anak. Misalnya, pada anak lelaki, jika rambutnya sudah mencapai di dekat daerah telinga berarti sudah panjang. Atau, rambutnya terlihat tidak rapi dan cukup mengganggu seperti terkena mata atau ia sering mengibaskan rambutnya, maka sebaiknya dipotong saja.
Kalau soal berapa lama waktu memotong rambut, tak bisa ditargetkan. "Bisa setengah jam atau lebih. Biasanya dipotongnya separuh-paruh dulu. Seenak-enaknya si anak saja," bilang Ari. Yang jelas, perlu ekstra waktu dan si anak jangan dipaksakan. "Pemaksaan akan membuat si anak trauma. Nantinya ia tak mau lagi dipotong rambutnya."
PERAWATAN
Baik anak perempuan maupun anak lelaki, perawatan rambutnya sama saja. Orang tua bisa menggunakan bahan-bahan tradisional semisal minyak kemiri, lidah buaya atau daun seledri yang dianggap dapat menyuburkan rambut. Kalau mengenai penggunaan hair lotion, seperti dituturkan Ari, belum diperlukan oleh anak. "Tapi jika orang tua mau memakaikannya pada anaknya, ya, boleh saja."
Setiap mandi, anjur Ari, rambut anak sebaiknya dibasahi agar terasa nyaman. Tapi jangan setiap hari diberi sampo. Karena, terangnya, "Kelenjar keringat di kepala baru aktif setelah anak berusia 2 tahun dan munculnya kelenjar minyak di usia pubertas." Jadi, kotoran dari diri anak sendiri masih sangat sedikit dibandingkan kotoran yang diakibatkan anak bermain. "Keramas sebaiknya dilakukan seminggu 2 kali." Adapun sampo yang digunakan khusus untuk anak atau bayi.
Memotong Rambut Anak Di Rumah
1. Siapkan gunting yang tajam namun berujung tumpul. Sehingga bila terjadi sesuatu karena anak banyak bergerak, tak langsung menusuk kulit kepala si anak. Khusus untuk alat cukur anak lelaki biasanya ada semacam sarungnya (berbentuk sisir jarang), yang dipasangkan pada bagian pisau cukur tajamnya agar tidak langsung mengenai kulit kepala anak. Bila di rumah tak ada alat cukur rambut, bisa gunakan cukuran kecil untuk merapikan bagian garisan potongan rambut anak.
2. Gunakan sisir yang jarang-jarang. Rambut ditarik dengan sisiran lalu dipotong di atasnya. Jadi bisa lebih hati-hati.
3. Pakaikan alas untuk sekeliling leher seperti bahan atau handuk kecil. Tapi bila anak tak mau memakainya jangan dipaksakan. Turuti saja kemauannya. Kalau dipaksakan anak bisa malah marah dan tak mau dipotong rambutnya.
4. Rambut anak tak perlu dikeramasi lebih dulu. Cukup dengan menyemprotkan air di bagian rambut yang akan dipotong. Jadi sebagian-sebagian saja.
5. Mulailah memotong dari belakang. Ambil rambut di bagian belakang dengan menggunakan sisir. Gunting sedikit demi sedikit. Lalu ke samping kiri dan kanan, baru ke bagian depan. Atau mulai dari arah depan ke samping lalu ke belakang. Paling banyak kalau mengunting rambut anak laki-laki sepanjang 3 cm dan anak perempuan 2 cm.
6. Agar sisa potongan rambut tak membuat anak risih karena gatal, maka setelah digunting gunakan sisir bulu dan dibedaki.
7. Memotong rambut bisa dilakukan pula di kamar mandi dan sebelum anak mandi. Setelah selesai memotong rambut, anak bisa langsung dikeramasi, sehingga tak ada rambut sisa yang membuat anak risih.
8. Tentunya sebelum maupun selama pemotongan rambut harus diperhatikan betul mood si anak. Kalau mood-nya lagi jelek, lakukan secara pelan-pelan. Bujuk-rayu si anak dan alihkan perhatiannya.
Minyak Kemiri Dan Lidah Buaya
Para ibu bisa melakukan perawatan tradisional sendiri untuk rambut si kecil. Misalnya, dengan minyak kemiri. Cucilah kemiri lalu disangrai sampai hitam. Setelah diuleni sampai halus, oleskan ke kulit kepala anak. Diamkan selama 20 menit. Lalu bilas atau keramasi dengan sampo khusus anak. Minyak kemiri bisa digunakan seminggu 2 kali sebelum si anak mandi.
Sementara lidah buaya dapat dipakaikan langsung pada kulit kepala. Cara pemakaiannya sama seperti minyak kemiri, seminggu 2 kali. Bila si anak berambut keriting atau ikal, sebaiknya gunakan seledri. Caranya, hancurkan daun seledri atau diremet saja, lalu dipakaikan di kulit kepala tapi tak perlu sambil dipijatkan.
Bahan-bahan tersebut berguna untuk merangsang pertumbuhan, menghitamkan rambut, dan mencegah kerontokan. Namun, anjur seorang pekerja salon, jangan mencampur ketiga bahan sekaligus dalam sekali pakai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. "Pernah ada terjadi rambut lurus menjadi ikal gara-gara memakai minyak kemiri dicampur seledri. Jadi rambutnya lurus tapi mekar seperti ada rambut ikalnya," tuturnya.
Dedeh Kurniasih/nakita
KOMENTAR