Tak Mau Dikucilkan
Faktor utama yang memengaruhi sifat ini adalah karena anak takut diejek dan dikucilkan oleh teman-temannya jika mereka tak punya benda atau mainan seperti yang dimiliki temannya.
Yang jadi masalah, anak seringkali memaksakan kehendaknya demi mendapat apa yang diinginkannya.
Melihat anak lain pakai tas baru, ia ikut dan tak mau ketinggalan. Bisa jadi juga, anak melihat dari orang tua atau lingkungan sekitarnya. Orang tua gonta-ganti HP, anak pun lantas ikut-ikutan. Padahal, untuk anak seusianya, pegang HP pun sebetulnya belum layak. Sialnya, orang tua justru seolah-olah bangga jika anaknya memegang HP, yang canggih semacam smart phone.
Terjebak Konsumtif
Orang tua sebaiknya waspada dan mencermati perilaku anak yang suka ikut-ikutan membeli barang baru.
Pasalnya, perilaku seperti ini bisa membawa anak ke gaya hidup konsumtif (hobi membeli barang yang biasanya tak mereka butuhkan) dan bisa berkembang hingga mereka dewasa kelak.
Orang tua sebaiknya juga tidak selalu menuruti keinginan anak. Jika selalu dituruti, anak tak akan pernah belajar untuk merasakan kecewa.
Ia akan tumbuh menjadi anak yang malas bekerja, manja, dan hanya menunggu untuk mendapatkan sesuatu.
Ajari Prioritas
Orang tua tetap merupakan figur yang diidolakan anak-anak dan lebih dihormati dibandingkan teman-temannya. Jadi, sebagai orang tua, Anda-lah kunci untuk menghindarkan anak dari perilaku "gampang ikut-ikutan" atau perilaku konsumtif.
Yang pertama, cari tahu penyebabnya. Jika karena pengaruh teman, katakan padanya bahwa Anda tak bisa membelikannya benda tersebut karena memang tidak dibutuhkan.
Sampaikan juga bahwa ia tak perlu takut kehilangan teman hanya karena tidak memiliki mainan atau benda yang sama dengan mereka. Masih banyak teman yang lebih baik.
Meski ia merengek ketika Anda mengatakan "tidak" pada anak, Anda harus memberi contoh bagaimana cara mengendalikan diri dan bijaksana untuk memperoleh barang baru. Jangan sebaliknya, Anda sendiri malah gonta-ganti HP baru dan ditunjukkan ke anak.
KOMENTAR