Siti Maemunah (46) tak pernah menyangka, pria yang baru menikahinya 4 bulan lalu tega melakukan hal keji terhadap buah hatinya. Selama berpacaran dan kemudian menikah, Siti tak pernah menemukan geliat NK yang kurang berkenan terhadap lima anak dari pernikahannya sebelumnya.
"Hal itu dia lakukan setiap kali saya tidak ada di rumah. Saya benar-benar tidak menyangka NK sedemikian sadisnya. Seakan tidak cukup melakukan penyiksaan, dia bahkan tega meninggalkan WR (3) di pinggir jalan," tukas Siti ketika ditemui di RSUD Sekarwangi, Sukabumi, Jawa Barat.
Wanita bertubuh kurus ini sesekali membelai kepala WR yang sedang tertidur pulas digendongannya. Ditemani petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kecamatan Cibadak dan Kabupaten Sukabumi, Siti mengucakan terimakasih atas bantuan warga yang menyelematkan WR.
Seperti diketahui, kabar penyiksaan ini mencuat setelah seorang warga menemukan WR seorang diri di teras sebuah toko sembako. Saat ditemui warga pada Jumat (3/1) silam, sekujur tubuh WR penuh luka dan lebam tanda sudah mengalami kekerasan fisik. Bahkan, sebagian luka itu terlihat masih segar dan mengeluarkan darah.
Oleh karena berambut pendek, terlihat di kepalanya juga memiliki tanda-tanda tindakan kekerasan. Selain terdapat luka dan bekas luka di bagian tubuh dan ketiak, pada kaki dan tangan bocah malang itu juga tampak bengkak.
Oleh karena saat itu WR tak dapat dimintai keterangan, warga membawa WR ke Kantor Desa Pamuyuran, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Demi mendapat perawatan, WR kemudian dirujuk ke RSUD Sekarwangi, Cibadak untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Informasi ditemukannya WR kemudian sampai ke telinga Siti pada Sabtu (4/1). "Saya langsung menuju kantor polisi untuk mencari informasi. Sesampainya di sana, saya sempat dimintai keterangan dan terungkap bahwa kemungkinan pelaku penganiayaan ini adalah suami saya, NK."
Ditemani polisi dari Polsek Cibadak, Siti kemudian menunjukkan tempat NK biasa bekerja sebagai tukang tambal ban. NK kemudian berhasil ditangkap dan mengakui segala perbuatannya.
"Ternyata NK sudah menganiaya WR sejak awal tahun 2014 ini. Saya memang curiga sejak awal, kenapa pada Rabu (1/1) lalu saya menemukan luka pada tubuh WR. Tapi kata NK, itu terjadi ketika WR bermain. Saya enggak setiap saat ada di rumah, karena saya kerja sebagai tenaga cuci pakaian lepas," tutur Siti.
Sempat Curiga
Jumat (3/1) pagi, seperti biasa Siti pergi untuk mencuci baju di rumah tetangga. "Setelah mencuci, saya titip WR kepada NK untuk pergi ke pasar sebentar membeli pepaya. WR suka sekali makan pepaya," ucapnya.
Sekembalinya dari pasar, Jumat (3/1) sore Siti tak dapat menemukan WR. NK bilang, WR dibawa ayah kandungnya ke Tasikmalaya. "Saya agak-agak tidak percaya sebenarnya, soalnya sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan ayah kandung WR yang bekerja sebagai pemulung. Saya juga enggak tahu rumah ayah kandung WR di Tasikmalaya. Meski curiga, tapi karena takut NK marah, saya eggak bertanya lagi," katanya.
Entah mengapa, saat itu Siti memilih untuk percaya ucapan NK dan menunggu saja, bukan mencari tahu keberadaan WR yang sebenarnya. "Sabtu (4/1) pagi saya melihat foto WR di sebuah koran, langsung saya ke Polsek Cibadak. Saya sempat dicurigai polisi ikut menganiaya WR dan dimintai keterangan. Sebagai orangtua kadang saya memang kesal sama anak, tapi saya tidak pernah melukai."
"Beberapa tetangga juga dipanggil polisi sebagai saksi. Ternyata ada tetangga yang pernah melihat NK memukul WR tapi enggak memberitahukan kepada saya. Bahkan pada Jumat (3/1) itu seorang tetangga mengaku melihat WR dibawa NK ke luar rumah," ungkap Siti kesal.
Padahal, sejak masih berpacaran NK sudah mengetahui bahwa Siti sudah memiliki lima anak dari pernikahan sebelumnya. "Dari pernikahan pertama saya memiliki 4 anak, kemudian satu anak pada pernikahan kedua. Semua anak-anak tinggal bersama saya, yang paling tua sudah menikah dan memiliki satu anak."
"Saya kenal NK akibat telepon salah sambung. Lantaran sama-sama sudah tua, dua minggu kemudian kami menikah. Saya melihat NK sebagai laki-laki yang bertanggung jawab dan baik. Walau kesusahan, dia masih suka membantu temannya. NK juga pernah menikah dua kali sebelumnya. Dari pernikahan pertama enggak ada anak, pernikahan kedua dapat satu anak," jelas Siti.
Siti merasa tertipu dan sakit hati menemukan kejadian ini. "Sampai sekarang saya enggak bisa kerja dan makan, paling minum kopi saja. Alhamdulillah, WR sudah ditemukan dan mendapat perawatan. Kebetulan suami pertama saya kemarin datang ke rumah dan membawa anak-anak saya yang lain. Sedih juga harus berpisah sama anak-anak, tetapi saya jadi bisa fokus memperhatikan WR."
Orangtua mana yang tak geram melihat buah hatinya menjadi sasaran kekejaman orang lain. "Semoga NK menyadari semua kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi. Saya sudah menyerahkan semuanya kepada hukum yang berlaku dan berharap NK dapat hukuman maksimal."
Ke depannya, Siti berencana untuk mengakhiri pernikahannya dengan NK dan memilih untuk membesarkan WR seorang diri. "Saya kapok nikah lagi, sudahlah mungkin memang ini takdir saya untuk membesarkan WR seorang diri. Tapi saya juga enggak tahu ke depannya akan seperti apa. Apakah saya mungkin kembali kepada NK atau menikah dengan pria lain. Siapa tahu setelah kejadian ini NK insyaf," akunya.
Sebagai orangtua, Siti merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada WR. "Saya salah memilih suami, saya kira dia baik ternyata jahat dan kejam. Saya tidak akan meninggalkan WR lagi agar kejadian ini tidak terulang."
Pantau Terus Perkembangan Korban
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi berjanji untuk terus mengawal WR seusai musibah ini. "Seperti berbagai kasus seputar anak dan perempuan yang selama ini kami tangani. Kami akan terus memantau dan mengawal kasus ini," tukas Yohana. SE, salah satu pengurus P2TP2A.
Bentuk pelayanan yang diberikan P2TP2A adalah membantu pengobatan WR. "Dari dokter anak sebenarnya sudah diperbolehkan pulang, tapi dari dokter jiwa belum memperbolehkan pulang. Mungkin masih akan ada terapi atau pemeriksaan lanjutan. Soalnya WR masih trauma dengan kejadian ini, terutama jika melihat pria berambut gondrong atau memakai topi yang seperti ayah tirinya."
Untuk biaya pengobatan, "Semua biaya kami tanggung. Karena WR datang dari keluarga yang tidak mampu, mungkin kami juga dapat memberi bantuan biaya hidup. Sejak hari pertama, P2TP2A sudah mendampingi WR sebagai korban. Saya juga akan bicara dengan ibunya, supaya ke depannya dapat mencegah kejadian seperti ini terulang."
Jika ditemui bahwa Siti tidak dapat merawat WR, "Kejadian ini bukan sekali atau dua kali dilakukan NK. Kami juga akan mencari tahu, apakah sang Ibu tahu tapi membiarkan, apakah layak atau tidak merawat WR ke depannya. Jika hasilnya tidak layak, kemungkinan WR akan kami amankan. Kami harus yakin, ibunya mampu merawat WR dengan penuh kasih sayang."
Dibuang Agar Diambil Orang
Ditemui di kantor Polsek Cibadak, NK (54) terus menundukkan wajahnya. Pria berkulit putih ini lebih banyak diam ketika ditanya alasannya telah menganiaya WR. "Pertama melakukan kekerasan kepada WR, Rabu (1/1), kemudian Kamis (3/1), dan terakhir Jumat (3/1)," ucapnya.
NK mengaku melakukan tindak kekerasan itu akibat tidak tahan mendengar rengekan WR meminta uang untuk jajan. Dari rumah NK, penyidik Polsek Cibadak sudah mengamankan beberapa benda yang digunakan NK untuk menyakiti WR. Di antaranya terdapat sendok makan dari besi, korek api gas, dan potongan bambu.
Selain menggunakan sendok dan bambu untuk memukul WR, NK juga menggunakan korek gas yang dipanaskan untuk menyakiti WR. "Oleh karena enggak tahan dengar suara tangisnya, Jumat (3/1) saya bawa WR dan meninggalkannya di pinggir jalan. Maksudnya supaya ada orang yang nemuin WR lalu membawanya pergi," beber NK yang demi mengelabui Siti, mengatakan bahwa WR dibawa oleh ayah kandungnya ke Tasikmalaya.
AKP Hotmen Situmorang, SH, Kanitreskrim Polsek Cibadak, mengatakan, NK terancam terjerat perkara penelantaran dengan kekerasan terhadap anak di bawah umur, Pasal 77 huruf b Jo pasal 80 ayat (1), (2), dan (4) UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
EDWIN YUSMAN F.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR