Wajah pasangan suami istri Mahnaran Manurung (45) dan Salmah boru Sitorus (43) masih terlihat amat berduka. Pasalnya, anak ketiga mereka pergi dengan cara tak wajar. "Sakit sekali hati kami. Anak yang kami cintai harus pergi dengan cara menyakitkan seperti itu," tutur Salmah memulai percakapannya.
Menurut ibu enam anak ini, ketika peristiwa memilukan itu terkuak pada Jumat (19/4) sore, "Sehari sebelumnya Winda pamit mau ke rumah gurunya di Tanjung Balai. Winda baru saja selesai mengikuti UN di SMKN 1 Kisaran, lalu dia mampir dulu ke rumah Chandra, tetangga sebelah," ujar Salmah dengan suara tersendat.
Sorenya, lanjut Salmah, Devi teman Winda datang ke rumah mengabarkan Winda memilih menginap di rumah gurunya. "Pukul 19.30 suami saya berkali-kali menghubungi ponsel Winda, tapi tak ada jawaban. Semalaman kami tunggu, dia tak kunjung pulang. Kami jadi curiga," ungkap Salmah.
Nyawa Bayar Nyawa
Mahnaran lantas mencari putrinya ke sana-ke mari hingga esoknya tersiar kabar mengejutkan di kampung tempatnya tinggal, "Seorang karyawan perkebunan menemukan sosok mayat di area Perkebunan Karet Pasar V, Pondok Lading Rawang, yang jaraknya sekitar 3 km dari rumah kami."
Mahnaran bersama beberapa warga bergegas ke sana. "Begitu suami saya kembali ke rumah, dia langsung lemas dan menjerit sekuat-kuatnya. Ternyata jasad yang ditemukan itu adalah Winda, buah hati kami. Wajahnya memang sudah tak bisa dikenali lagi, cuma sandal dan bentuk giginya yang masih bisa dikenali," tutur Salmah sambil mengusap air matanya.
"Aku ingin sekali nyawa dibayar nyawa. Orang yang sudah membunuh anak kami harus dihabisi sekarang juga!" tukas Mahnaran berapi-api. Namun pria berpostur gemuk ini segera ditenangkan istrinya. "Sakit sekali hati aku menghadapi kenyataan pahit ini. Aku ingin tersangka dihabisi dengan cara yang dialami anak kami," lanjut Mahnaran menahan emosi.
Pelaku yang diduga telah menghabisi nyawa Winda adalah FND, pria yang dikenal Winda dari jejaring sosial Facebook (FB). Menurut perkiraan Salmah, Winda bertemu FND saat mampir ke rumah temannya, Chandra.
Di mata orangtuanya, Winda anak yang tak neko-neko. "Di sekolah dia ambil jurusan Tata Busana, soalnya dia sangat hobi menjahit. Yang bikin kami terharu, dia bercita-cita menyekolahkan adik-adiknya bila nanti sudah berhasil jadi penjahit terkenal," papar Salmah.
Winda juga suka berdandan rapi dan luwes bergaul. "Dia sering ke luar rumah untuk ke warnet bersama teman-temannya. Mungkin dia kenal tersangka dari internet itu, ya," ujar warga Desa Rawangbaru, Kecamatan Pancaharga, Kabupaten Asahan ini.
KOMENTAR