Perempuan paruh baya berpenampilan sederhana itu duduk dengan sikap canggung sambil sesekali membenahi kerudungnya. Di sampingnya, duduk seorang lelaki berpeci yang sesekali merangkul bahu istinya seakan ingin memberi dukungan moral.
Pasangan itu, Asmawati (60) dan Suhardi (50-an), adalah ibu kandung dan ayah tiri Novi yang khusus datang ke Jakarta, Rabu (17/10) silam. Oleh kuasa hukum Novi, Chris Sam Siwu, SH, warga Singkarak, sumatera Utara, ini diinapkan di Apartemen Sudirman Park, Jakarta Selatan, tempat tinggal Novi yang sudah lebih dari sepekan tak berpenghuni.
Begitu tiba di Jakarta, Asmawati dan Suhardi langsung diajak ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur untuk menemui Novi. Di situlah sang putri dirawat untuk menjalani proses rehabilitasi sesuai keputusan Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Kami hanya sebentar bertemu Novi. Kira-kira hanya setengah jam. Ya, berpelukan dan tangis-tangisan," ujar Asmawati saat ditemui di apartemen (Jumat, 18/10). Malam itu, lanjut Asmawati, "Dia hanya tergeletak (tiduran) saja. Saya kasihan melihatnya. kenapa anak saya jadi begini?" tuturnya dengan airmata tergenang.
Novi, tuturnya, "Minta maaf karena sudah membuat keluarga khawatir. Dia janji sama saya, cukup sekali ini saja mengalami cobaan seperti ini. 'Novi janji, enggak akan terulang lagi, Mak,'" ujar Asmawati menirukan perkataan putri bungsunya.
Entah akan berapa lama Asmawati dan Suhardi berada di Jakarta. Yang pasti, mereka masih ingin bertemu Novi. Selain memberikan dukungan moral, juga untuk membicarakan kemungkinan Novi kembali ke Medan setelah proses hukumnya selesai. "Kemarin belum sempat bicara soal itu. Novi juga masih belum tahu mau bagaimana," kata Suhardi. "Kami hanya ingin, setelah keluar dari RSKO Novi berubah."
Beban di pundak Asmawati dan Suhardi pun seolah kian terasa berat setelah beberapa hari belakangan foto-foto Novi yang nyaris bugil setelah diamankan oleh personil Polsek Taman Sari tersebar luas melalui dunia maya dan telepon genggam. "Saya kasihan lihat anak saya begitu," ungkap Asmawati. Ia pun kemudian menangis.
Ingatan Asmawati lalu melayang pada kejadian empat bulan lalu. Saat itu, atas permintaan Novi, ia berkunjung ke Jakarta. "Semua masih normal-normal saja. Novi mengajak saya jalan-jalan. Kami beli ikan dan kentang di Mal Ambassador, lalu saya masak lauk kesukaan dia, sambal kentang," Asmawati mengenang.
Dalam beberapa kali kunjungan Asmawati sebelumnya, Novi juga sempat mengajak sang bunda mengantarnya membeli mobil. "Ya mobil yang dipakai waktu kecelakaan itu. Dia beli sendiri, saya yang antar."
Saat Asmawati harus kembali ke Medan, "Novi minta ikut. Akhirnya dia pulang ke Medan selama seminggu." Selama di Medan, katanya, Novi tak menunjukkan gelagat tengah depresi. "Dia masih ketawa-ketawa, bercanda dengan kakak-kakaknya dan keponakan."
Hanya beberapa kali Asmawati memperhatikan Novi terlihat murung jika tidak sedang mengobrol dengan keluarga. "Dia sering melamun dan wajahnya murung. Saya tanya, 'Kenapa, Dek?', dia jawab enggak apa-apa." Si bungsu tulang punggung keluarga ini memang tak pernah menceritakan masalahnya pada keluarga. Jika ada masalah, lanjut Suhardi, Novi lebih suka diam.
Pasangan ini juga mengaku tak tahu banyak mengenai kehidupan Novi di Jakarta. "Sungguh kami tak banyak tahu, apa pastinya pekerjaan Novi, pacarnya, dan sebagainya. Dia di sini, kami di sana, jadi memang tak bisa terus mengawasi," tutur Suhardi.
Pernah suatu kali Suhardi mencoba memancing Novi. "Saya tanya, 'Adek menunggu apa lagi? Cepatlah berumah tangga.' Jawabnya, belum siap. Dia mau membahagiakan keluarga dulu."
Kepada orangtua dan keluarganya, Novi mengaku berprofesi sebagai model. "Dia pernah kirim majalah ke rumah. Ada foto dia jadi model di dalamnya," papar Suhardi.
Mengenai pose-pose sensual Novi di sejumlah majalah pria dewasa, "Kami baru tahu Novi jadi model majalah seperti itu setelah ada kasus ini," ujar Asmawati tertunduk. Saking tertutupnya Novi pada keluarga, Asmawati juga mengaku tak tahu jika beberapa waktu lalu Novi pernah hendak melakukan bunuh diri.
Menurut berita yang dirilis Tribunnews, medio Mei lalu Novi pernah ditemukan di pinggir Jl. DI Panjaitan, Jakarta Timur dalam keadaan linglung. Masyarakat sekitar berhasil menyelamatkan Novi yang mencoba menabrakkan diri ke arah mobil yang sedang melaju. Novi lalu dibawa ke Polsek Metro Jatinegara dan dikirim ke Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2, Jakarta Timur. Belakangan, seorang pria yang mengaku kekasih Novi, menjemputnya dari panti sosial itu.
"Kami juga tak tahu soal itu..." ujar Asmawati lirih.
Ajeng / bersambung
KOMENTAR