Saya sendiri tidak punya waktu menikmati harta yang saya kumpulkan atas prestasi saya. Hanya cukup satu rumah dan satu kendaraan. Tidak dua kendaraan sekaligus saya gunakan. Saya juga makan tidak lebih dari dua kali sehari. Kemewahan harta saya selama ini tidak saya nikmati karena hanya sarana untuk bekerja (nada bicara Inong menjadi getir).
Lalu, apa rencana Anda selanjutnya?
Saya tunggu hasil sidang, tetap berdoa yang terbaik, dan agar hati ini selalu ikhlas. Belum ada rencana tuntutan balik secara perdata pada Citibank. Nanti juga saya tetap akan banding. Kalau sudah selesai, lebih plong dan tenang melakukan banyak hal.
Bagaimana dengan kondisi kesehatan pasca operasi bulan Juni 2011 lalu?
Sudah membaik. Tidak perlu perawatan khusus karena bekas operasi juga sudah kering meski sesekali masih harus dicek oleh dokter di rutan.
Adakah hal lain yang ingin disampaikan?
(Inong kembali menghela napas panjang) Jika hukuman itu adil, saya terima. Toh, di akhirat nanti mereka (hakim, Red.) juga yang dinilai karena memberi hukuman yang pantas atau tidak kepada saya. Namun dari lubuk hati yang paling dalam, saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya. Pertama kepada para nasabah saya yang sudah menjalin relasi baik selama puluhan tahun. Juga kepada kantor saya, Citibank dan rekan-rekan saya yang dalam 20 tahun terakhir bekerja bersama. Sejak muncul kasus saya dari awal sampai sekarang, pasti membuat pihak kantor dan teman-teman kerja kecewa, lelah, dan banyak waktu tersita.
Saya juga minta maaf kepada adik saya, Visca Lovitasari, dan adik ipar saya, Ismail. Juga kepada suami saya, Andhika Gumilang, serta ketiga anak saya tercinta. Sekali lagi dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi. Saya telah menyeret banyak pihak yang secara langsung maupun tak langsung terkena imbasnya.
Terima kasih untuk para nasabah yang sudah 22 tahun bersama saya, juga Citibank atas kesempatan kerja yang diberikan. Begitu penuh kenangan tak terlupakan. Juga dengan pihak Kepolisian, Kejaksaan, Majelis Hakim, dan Panitera yang memperlakukan saya dengan baik. Begitu pula tim kuasa hukum yang dengan setia mendampingi saya dari mulai saya ditahan, melakukan BAP, sampai proses pengadilan. Sangat melelahkan karena hampir satu tahun.
Terima kasih juga pada para sahabat yang selama masa sulit ini selalu ada memberi dukungan moril. Begitu juga dengan keluarga dan anak-anak tercinta yang tak pernah bosan memberi support agar saya kuat melalui semua ini. (Inong mengakhiri perbincangan dengan tersenyum tegar).
Ade Ryani HMK
KOMENTAR