Rumah CupcakeS
Tak sulit mencari rumah bercat warna putih yang berada di Jalan Sanggabuana 4, Bogor ini. P aduan warna putih dan pink, menghiasi kursi dan lampu-lampu di rumah itu. Beberapa anak SMP duduk lesehan merayakan ulang tahun temannya.
Rumah Cupcakes (RC) berdiri sejak 9 November 2009. Meski di Bogor banyak penjual cupcake, tetapi RC menampilkan konsep lain. "Kami bikin cupcake tanpa pengawet atau pelembut. Bahan-bahannya juag dipilih yang fresh. Misalnya, selai dari buah stroberi segar, alpukat dari pohon sendiri, begitu juga susu dan telurnya," papar Rusman Nuryadin (28), Supervisor RC.
Pendiri RC adalah Baby Ahnan, Tintin Kuraisin, Susi Gunadi, dan Vanny. Keempatnya juga memiliki tujuh restoran lain dengan spesialisasi berbeda, antara lain pasta dan pai. Menurut Rusman, awalnya RC mau dibuat restoran. "Tapi, biasanya orang enggan masuk karena terkesan mahal. Akhirnya diganti konsepnya rumah agar orang mau mampir. Ternyata benar, mulai dari anak SMP, remaja, ibu-ibu, atau keluarga datang ke RC. Kadang dipakai tempat meeting atau arisan. Orang yang datang pun tidak takut untuk masuk dan membeli."
Selain suasana homy yang ditawarkan, rasa enak dan harga terjangkau juga jadi rahasia kesuksesan RC. "Perhatikan saja teksturnya, menurut konsumen, cupcake di sini beda dari yang lain. Memang sengaja dibuat agak keras dan kasar karena tidak pakai pelembut," kata Rusman.
Di akhir pekan, RC yang buka sejak pukul 07.00 ini, bisa mengabiskan sekitar 1.000 buah cupcakes. "Karena harganya lebih murah, jadi banyak konsumen yang mengincar. Apalagi, kami menyediakan cupcake mini yang tidak terlalu besar ukurannya. "
Lalu, kenapa harnganya bisa lebih murah? "Tujuan kami, agar setiap orang bisa menikmati cupcake. Orang, kan, menganggap kue ini mahal dan susah dibeli. Tapi, di RC harganya terjangkau dan siapa saja bisa membelinya. ," papar Rusman.
Yuliana Christina atau akrab dipanggil Yuli menjual cupcake buatannya melalui dunia maya. Awalnya, Yuli mengaku bergabung dan mengikuti kursus di NCC (Natural Cooking Club) dan mambuat blog proyekdapurku tahun 2004. Ternyata direspons bagus dan banyak pesanan. "Sejak itu, saya dapat panggilan 'Ratu Cupcake' karena mereka tahunya saya pelopor tren cupcake."
Setahun kemudian Yuli, serius menekuni bisnis ini, dan di tahun 2006 cupcake makin booming. "Tapi, jualannya suka-suka, kalau ada order saja. Apalagi, saya masih kerja. Padahal, pembelinya makin banyak. Dari hobi, malah jadi serius beli peralatan bikin kue segala macam," tutur Yuli yang pernah melayani pesanan cupcake pengantin di tahun 2006. Uniknya, untuk cupcake pengantin, Yuli meletakkan bunga segar di antara cupcake-nya. "Biar terlihat hidup." Yuli mematok cupcake pengantin seharga Rp 2,7 juta untuk 100 cupcake.
KOMENTAR