Salah satu keuntungan menggunakan obat herbal, ujar Sutarjadi, adalah dari segi kemudahannya. Bahkan, tanamannya pun dengan mudah dapat ditemui di pekarangan. Sutarjadi juga memberi contoh, getah pisang yang bisa digunakan untuk melumuri bagian tubuh yang luka terkena goresan.
"Ambil batang daung pisang, potong hingga lendir putih beningnya keluar. Teteskan saja lendir itu pada luka. Dijamin, dalam waktu singkat perdarahan ringan akan berhenti dan lukanya akan tertutup kembali." Menurut Sutarjadi, lendir pisang itu mengandung zat tanin yang mampu menghentikan perdarahan dan memiliki kadar antiseptik yang tinggi.
Untuk menghilangkan kutil atau daging kecil yang tumbuh di kulit juga mudah. Gunakan saja tanaman awar-awar (fides ceptika) sebagai obat. Caranya, begitu batang daunnya dipetik, lalu ambil getahnya dan oleskan di atas kutil pada malam hari menjelang tidur. "Lakukan tiga kali bertutut-turut, maka kutil akan lepas sendiri. Bayangkan berapa banyak uang terbuang jika kutil itu harus dioperasi," papar Sutarjadi.
Untuk menghentikan mimisan, Sujartadi pun punya resepnya. Cukup remas-remas sedikit sirih lalu sumpalkan ke hidung yang mimisan. Dalam hitungan menit biasanya kucuran darah akan berhenti dengan sendirinya. Daun jambu biji pun terkenal memiliki zat yang bisa menghentikan diare.
Satu lagi yang bisa memberikan manfaat adalah daun pegagan (sentella asiatica). Daun yang banyak tumbuh di depan rumah itu bisa dijadikan ramuan penambah stamina. Caranya, ambil daun secukupnya, kemudian direbus. Air rebusannya lalu diminum secara teratur. "Ini tidak ada efek samping nya, kok, tapi sangat bagus untuk penguat tubuh," imbuh Sutarjadi.
Produk herbal dan alami yang diolah menjadi produk kecantikan kulit dan wajah memang lebih mahal harganya ketimbang produk berbahan kimia. Namun, banyak orang memburunya karena diyakini memiliki efek lebih baik bagi tubuh.
Peluang usaha ini lantas dilirik Lindasari Santosa (41), yang awalnya mencari mi organik untuk buah hatinya di Serambi Botani di Botani Square, Bogor. Setelah dicoba, ia malah tertarik membuka gerai serupa di Jakarta.
Mengombinasikan konsep healthy and lifestyle, Serambi Botani mulai beroperasi di Gandaria City, Jakarta, pada pertengahan 2010. Jumlah gerainya memang belum banyak karena Linda tak membuka sistem franchise. Apalagi, calon pemilik gerai diseleksi ketat terkait kepeduliannya pada gaya hidup ramah lingkungan.
Hal ini dibenarkan Dwiko Gunawan, manajer operasional pusat Serambi Botani. Semua didasari kepedulian para alumni IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengenalkan hasil penelitian mereka pada masyarakat luas. Dari kerjasama dengan sejumlah UKM binaan, akhirnya dihasilkan produk herbal dengan harga relatif terjangkau.
Meski demikian, dua gerai Serambi Botani telah menuai respons positif dari masyarakat dengan omzet sekitar Rp 150-300 juta per bulan. Produk yang ditawarkan pun terdiri dari lima kategori. Yaitu personal care (masker, lulur, bedak dingin, krim, lotion), aromatheraphy oil (minyak dan pengharum ruangan), drink & snack (teh, kopi, keripik, brownies, pop rice), herb medicine (jamu, jahe merah, kapsul), fresh & dairy (susu, yoghurt, rosella, madu, gula, kacang-kacangan, beras, mi, telur omega 3, sayuran, kecap). Semua produk tadi telah diuji di laboratorium dan punya sertifikat analisis sebelum dijual.
"Respons pembeli cukup baik karena waktunya bertepatan dengan maraknya gaya hidup go green. Untuk sehat, kan, tak melulu hanya organik, tapi juga bebas dari produk kimiawi yang berbahaya."
Meski 70% didominasi perempuan dan ibu rumah tangga, konsumen Serambi Organik juga terdiri dari remaja dan bapak-bapak. "Ibu-ibu sering beli produk herbal, sayur, beras dan madu. Produk andalan kami adalah madu, jamu dan jahe merah," ujar Dwiko.
Gandhi Wasono M, Ade Ryani
KOMENTAR