Di sinetron pertamanya, Brandon beradu akting dengan ayahnya. Menurut idola baru ini, Ferry sempat enggan bermain dalam satu sinetron dengan Brandon. "Daddy ingin bermain jadi musuhku. Misalnya, jadi bapaknya gebetanku. Kata daddy, kalau jadi bapak-anak di sinetron enggak seru." Tapi, Ferry akhirnya mengiyakan sebab ia ingin membimbing Brandon saat syuting. "Kayak guru di lokasi syuting," kata cowok yang hobi masak ini.
Ia pun tak terbebani nama besar ayahnya. "Aku sangat bangga terlahir dengan nama keluarga Salim. Apalagi kalau aktingku di-compare sama daddy. Dia aktor senior, sedangkan aku baru masuk dunia entertainment," ujar Brandon yang lahir pada 19 September 1996 ini. Baginya, Sang Ayah adalah motivasi. Ferry juga selalu berpesan agar Brandon menjaga sikap. "Daddy selalu wanti-wanti untuk selalu sopan, baik, humble, dan menghormati orang lain," ujar cowok yang jago memetik gitar dan menulis lagu ini.
Meski namanya mulai dikenal di dunia hiburan, prestasi Brandon di sekolah pun tak main-main. Ia berhasil menyelesaikan SMA dalam waktu dua tahun saja lewat jalur akselerasi. Brandon juga diterima di sebuah sekolah musik di Sidney, Australia, serta mendapatkan beasiswa. Di saat yang sama, ia juga harus masuk label rekaman bersama grup bandnya.
"Setelah diskusi dengan daddy, aku memilih masuk label dulu. Orang, kan, masuk sekolah musik agar masuk industri musik. Kalau aku langsung dapat kesempatan masuk industri musik. So, why not? Jadi melangkah lebih cepat, kan?" kata Brandon yang juga mengikuti kuliah online di Berklee College of Music.
Anak pertama pasangan Vena Melinda dan Ivan Fadila, Verrel Bramasta, menganggap langkahnya berkecimpung di dunia hiburan bak penjajakan. "Boleh dibilang masih taraf hobi," ujar Verrel saat ditemui Nova, Kamis (8/5), di bilangan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pasalnya, Verrel hanya ingin mengisi waktu sembari menunggu pengumuman seleksi perguruan tinggi negeri.
"Misalnya, saya suka nge-host, ya saya coba. Menyanyi juga begitu. Saya sedang membuat program di Youtube dengan menyanyikan ulang lagu orang yang sudah populer dengan cara saya. Tetapi, (karier, Red.) yang kelihatan jalan duluan sepertinya dari dunia akting dan model iklan," papar Verrel.
Verrel tak memungkiri hobinya bermula dari pekerjaan orangtuanya. "Padahal dulu saya geli kalau menonton sinetron. Suka ketawa sendiri soalnya lebay banget." Saat terlibat langsung, Verrel baru tahu sulitnya bermain peran. "Tak semudah yang dibayangkan dan capek. Sekarang saya bisa mengapresiasi para pesinetron." Verrel pun tak berkecil hati meski tak dikontrak eksklusif. "Saya memang masih ingin fokus di dunia pendidikan," ungkap Verrel.
Meski kedua orangtuanya sudah berpisah, baik Venna maupun Ivan senantiasa mendukung langkah Verrel. "Papa sempat datang ketika saya syuting sinetron. Dia bilang pekerjaan apa pun harus dilaksanakan dengan baik dan benar-benar mau belajar. Mama juga mendukung meski belum sempat datang. Saya juga sering bicarakan hal ini kepada mama," terang Verrel.
Verrel pun sudah memantapkan hati bila suatu hari nanti mesti memilih antara berakting dan berkuliah. "Kalau bisa, saya jalani dua-duanya. Tetapi, kalau tak bisa, saya akan fokus ke dunia pendidikan," terang Verrel yang akan berkuliah di fakultas hubungan internasional. Ia juga lebih tertarik pada dunia politik. "Bicara politik, kan, yang banyak didengar adalah soal korupsi. Kalau kelak saya terjun ke dunia politik, saya bisa terlibat membenahi kekotoran korupsi tersebut," ungkap Verrel penuh tekad
Caroline, Isna, Nizar
KOMENTAR