PUTRI AYU SILAEN Gadis Cilik Bersuara Besar
Rasa tak percaya memenuhi dada Putri Ayu Silaen (13) ketika mengetahui dirinya berhasil masuk babak grand final mengalahkan Brandon dan Hudson, dua penampil yang awalnya dijagokannya berduel di final.
Bukannya tak percaya diri, namun Putri yang menawarkan bakat menyanyi seriosa di acara Indonesia Mencari Bakat (IMB), awalnya memang tak menyangka masyarakat Indonesia akan mendukungnya hingga sejauh ini. "Seriosa, kan, bukan jenis musik yang biasa didengarkan oleh orang Indonesia," tuturnya.
Putri adalah kontestan yang berasal dari Medan, Sumatera Utara. Kecintaannya pada lagu-lagu seriosa dimulai sejak dirinya mengikuti sebuah perlombaan menyanyi seriosa. Putri yang kala itu mewakili Sumatera Utara berhasil mendapatkan medali emas. Hebatnya, Putri tak hanya hafal lagu-lagu seriosa yang umumnya berbahasa latin, tapi juga mengerti cerita di balik lagu-lagu itu. Kepiawaian dan keindahan suaranya itu pula yang membuat komposer Adie MS jatuh hati. Dalam salah satu episode IMB, Adie yang kala itu bertindak sebagai juri, sempat menyatakan keinginannya meminang Putri untuk bergabung dengan Twilight Orchestra miliknya.
"Jelas aku senang banget. Untuk seorang penyanyi seriosa, bisa bergabung dengan sebuah orkestra adalah mimpi yang jadi kenyataan. Tapi bagaimana teknisnya, nanti dilihat lagi. Soalnya, kan, aku juga masih terikat kontrak dengan Trans TV," ucap Putri.
Setelah mencicipi dunia hiburan lewat IMB, gadis kelahiran 24 Mei ini mengaku jatuh hati. Bisa dipastikan setelah IMB berakhir, Putri tak akan meninggalkan panggung pertunjukan. "Aku menimba banyak sekali pengalaman di IMB. Walaupun setiap hari harus pulang malam, tidak masalah. Yang penting aku senang saat melakukannya," ujarnya.
Putri yang sebelumnya menempuh pendidikan di SMP St. Thomas 1 Medan pun kini membulatkan tekad untuk pindah ke sistem pendidikan home schooling. "Selama ikut IMB juga sudah home schooling, belajarnya tiga kali seminggu. Ternyata lebih enak begitu. Jadi saat tidak sedang sekolah, aku bisa menyanyi," tuturnya sumringah.
Roda kehidupan memang begitu cepat berputar. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Wawan, Dowe, Budi, Cak Mat dan Lukin. Belum genap setahun yang lalu, mereka hanyalah pengamen jalanan yang berkeliling dari terminal satu ke terminal lain di Surabaya.
Ide untuk mengikuti audisi IMB berasal dari Wawan. Tadinya Budi mengaku skeptis untuk menyanggupi ajakan Wawan ikut audisi.
Namun Wawan terus mencoba meyakinkan teman-temannya. Akhirnya, berbekal modal nekad, lima pemuda ini mencoba peruntungan. "Saat itu kami sama sekali tak punya uang. Untuk makan siang dan beli rokok, kami mengamen dari orang-orang yang sama-sama ikut audisi. Pulangnya, ya, mengamen lagi," cerita Cak Mat mengingat.
KOMENTAR