Ade mengatakan, seharusnya semua sekolah mampu melakukan apa yang dilakukannya. "Apalagi dengan dana BOS dan BOP. Saya yang punya murid sebanyak 37 siswa saja bisa mendapatkan dana Rp 16 juta per 3 bulan. Sayangnya, dari 8 TKBM yang ada. Hanya sekolah saya yang mendapat dana itu."
Suka Bolos
Kendati demikian, kendala sekolah gratis juga muncul pada murid-muridnya. Meski semua diberikan gratis, tetap saja ada alasan bagi murid untuk bolos. Selain harus membantu keluarga mencari uang, kadang mereka memang malas.
Untuk itu, Ade menerapkan aturan ketat untuk seluruh muridnya. "Kalau bolos, mereka akan didenda Rp 5.000 per hari. Kalau enggak bisa bayar langsung, bisa dicicil. Tak hanya murid, guru juga punya aturan disiplin seperti halnya sekolah pada umumnya."
Ade dan guru tak hanya berurusan dengan murid semata. "Mereka boleh miskin tapi enggak sengsara. Contoh saja, ada orangtua yang tak mampu menyekolahkan anak, tapi bisa beli rokok atau telepon genggam. Sehingga selain memberikan pendidikan akademis, juga membina mental dan membangun karakter mereka," tutur Ade.
Pelan tapi pasti, Ade berhasil mengubah gaya hidup murid dan keluarganya. "Kami juga memberikan berbagai pelatihan keterampilan untuk para murid, seperti membuat telur asin dan berbagai kerajinan. Alhamdulillah, sudah banyak berhasil. Dulu pemulung atau pembantu, sekarang sudah enggak. Malah sekarang kami kewalahan terima order," tukas Ketua Forum TKBM DKI Jakarta ini bangga.
Edwin Yusman F./ bersambung
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR