Setelah kematian Reni, lanjut Joseph, banyak fakta yang diputarbalikkan keluarga Reni. Dia mendapat kesan, keluarga Reni ingin ia dituntut hukuman mati. Itu pula sebabnya, "Anak-anak saya jadi enggan bertemu Eyangnya. Dari awal kami menyerahkan anak-anak pada mereka, tetapi mereka bilang enggak sanggup merawatnya."
Keluarga Reni, tambahnya, juga bilang ia minta damai. "Enggak ada itu! Mereka yang datang ke saya tiga kali, minta berdamai. Waktu itu di kantor polisi. Bukan kami yang minta berdamai, meski bukan berarti kami enggan berdamai."
Joseph pun mengaku kecewa pada upaya-upaya yang dilakukan pihak Reni dengan mempengaruhi jaksa dan hakim agar ia dikenakan pasal pembunuhan berencana. "Sekarang saya cuma ingin proses hukum ini segera tuntas. Saya ingin bisa cepat mengurus anak-anak karena hanya mereka yang kini saya miliki. Jangan sampai karena masalah ini, mereka bertiga jadi korban." Terhadap upaya-upaya untuk memberatkan dirinya, ia mengaku pasrah dan tidak dendam. "Saya akan jalani semuanya."
Kecewa pada Eyang
Secara terpisah, kakak Joseph, Klara Refo, menegaskan, tak ada permasalahan pribadi dengan keluarga Reni. "Kami tetap menganggap mereka keluarga. Ini masalah antara Joseph dengan Reni, kami tidak terlibat urusan rumah tangga mereka. Tidak adil kalau jadi ribut antar dua keluarga. Seharusnya malah saling menguatkan karena kami sama-sama kehilangan," kata Klara.
Setelah sempat dirawat keluarga Reni, ketiga anak Joseph saat ini tinggal di rumah Joseph dan Reni di Kompleks Deplu, bersama Klara. Menurut wanita pengusaha ini, ketiga anak Joseph tampak betah karena Klara punya anak-anak sebaya mereka sebagai teman bermain.
Klara justru beranggapan, Aldo, Chiko, dan Emily mulai berubah sikap ketika mengetahui pihak keluarga ibunya berusaha memberatkan hukuman sang ayah. Bahkan, Aldo pernah menulis surat untuk neneknya, menyatakan rasa kecewa karena sang eyang dianggapnya berusaha membuat ayahnya dihukum berat.
"Di surat itu Aldo juga minta agar Eyangnya lebih memikirkan nasibnya dan kedua adiknya jika mereka harus kehilangan kedua orangtuanya sekaligus. Dia menulis sendiri surat itu, kami tidak berusaha mempengaruhi Aldo," tutur Klara.
Sang Eyang, Sumatrini Munaji, yang disurati Aldo, justru mengungkapkan hal berbeda. "Aldo itu cuek sekali, enggak mungkin bisa bikin surat semacam itu," kata ibunda Reni itu. Ia terkejut membaca isi surat yang ditulis anak sulung Reni-Joseph, tertanggal 30 April lalu. Di situ Aldo menyalahkan sang eyang yang dianggapnya ingin memperberat hukuman ayahnya.
Yang lebih membuat sang Eyang terkejut, Aldo menuduhnya berusaha menguasai harta warisan yang merupakan hak dia dan dua adiknya. Harta warisan yang dimaksud, seperti dijelaskan pengacara keluarga mendiang, Sardi, adalah tunjangan kematian dari asuransi Reni. "Karena ayahnya dipenjara, otomatis klaim asuransi bisa diberikan ke wali anak-anak yang masih di bawah umur. Wajar kalau uangnya jatuh ke ibu Reni tapi Joseph ngotot, katanya harus dia yang mengurus (uang). Padahal, dia, kan sedang ditahan," papar Sardi. Memang, lanjutnya, Joseph juga berhak atas klaim tersebut. "Tapi dengan ancaman hukuman di depan mata, mustahil dia bisa mengklaim asuransi yang batas waktunya enam bulan terhitung kematian Reni."
KOMENTAR