Yougash Angga Saputra, 21, mahasiswa broadcasting semester II Unair, ditemukan terkapar di dalam gerbong KA di Stasiun Pasar Turi, Senin (4/1) sekitar pukul 07.44 WIB. Diduga, ia dibius penjahat yang menyaru sebagai penumpang KA Kertajaya.
Tengara dibius lewat makanan ini muncul lantaran ponsel korban lenyap. Korban belum bisa diwawancarai karena masih dalam pengaruh obat yang diberikan penjahat. Tas korban masih utuh dan di dalamnya ada charger.
Polisi mencoba mengontak nomor ponsel korban. Orang yang menguasai ponsel sempat menjawab "tidak masuk kuliah" kemudian menutup pembicaraan. Setelah dikontak lagi, orang yang membawa ponsel korban menjawab "ponsel sudah laku" dan menutup pembicaraan. Setelah itu, tak bisa dihubungi lagi. "Korban masih linglung," ungkap Kanit Reskrim Polsek Pasar Turi Iptu Edy Suwarno.
Informasi di lapangan menyebutkan, KTP Yougash beralamat Cakung Barat RT 007/RW 005, Kecamatan Cakung Barat, Jakarta Timur dan SIM di Perumahan Cerme Indah Gresik. Ia naik KA kelas ekonomi Kertajaya dari Stasiun Pasar Senin, Minggu (3/1) pukul 16.15 WIB. Setelah KA masuk Stasiun Pasar Turi sekitar pukul 07.44 WIB, korban dalam kondisi terkapar di gerbong 3.
Melihat keganjilan penumpang nahas itu, kondektur membangunkan, tapi korban tak juga bereaksi. Ketika dadanya dipegang, Yougash masih bernapas. Khawatir terjadi apa-apa, kondektur KA bersama petugas stasiun membawa korban ke pos kesehatan stasiun. Korban saat itu masih dalam kondisi tidak sadar.
Wakil Kepala Stasiun Pasar Turi, Ali Afandi menuturkan, pihaknya belum tahu obat macam apa yang ada di tubuh korban. Karena saat dibawa ke pos kesehatan korban masih belum bisa diajak bicara. "Nampaknya korban ingin bicara tapi lidahnya kelu," kata Ali Afandi.
Kasus dugaan penumpang KA dibius itu kemudian dilaporkan ke Polsek Pasar Turi yang jaraknya sekitar 300 meter dari stasiun. Korban akhirnya dijemput di pos kesehatan dan dibawa ke mapolsek untuk diinterogasi dengan harapan bisa menguak kasus kejahatan itu. Namun, polisi tidak bisa berbuat banyak karena pembicaraan korban masih ngelantur. "Diajak bicara tidak nyambung. Mungkin itu pengaruh obat yang diberikan orang lain ke korban," ujar Iptu Edy Suwarno.
KOMENTAR