Gurat kekecewaan masih terlihat jelas di wajah Wik (30). Ditemui di rumah orangtuanya, Desa Toyoresmi, Kediri (Jatim), ibu dua anak ini terkesan murung. "Saya tidak menyangka AF (35) sampai tega berbuat sekejam itu kepada saya," katanya membuka percakapan.
Padahal, ujar Wik, awalnya perkawinannya dengan AF berjalan harmonis. Pasangan ini dikaruniai dua anak yang kini duduk di bangku SMP dan TK. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Wik bekerja di pabrik peralatan rumah tangga sedangkan suaminya menjadi karyawan pabrik rokok di kawasan Bungurasih, Sidoarjo. "Kami bersyukur, dengan menabung sedikit demi sedikit, akhirnya bisa punya rumah sendiri meski sederhana," katanya.
Selingkuh Plus Aniaya
Sayang, keutuhan rumahtangga yang sudah dibangun sejak belasan tahun itu mulai goyah ketika April 2009 lalu ia mendapat kabar dari temannya, AF berselingkuh alias menjalin asmara dengan perempuan lain. "Mula-mula dia membantah, tapi setelah saya cecar, lama-lama akhirnya mengaku. Katanya, perempuan itu bernama Damirah. Saya sebenarnya sudah berusaha sabar dengan memberi hati, sekaligus kasih kesempatan agar dia segera menyudahi hubungan gelap itu," cerita Wik.
Bahkan, lanjutnya, dalam suatu kesempatan, dia pernah memberi pilihan pada suaminya, "Mau pilih saya atau perempuan itu!" Nyatanya AF tetap menjalin asmara dengan Damirah. "Jawaban dia juga menyakitkan sekali. Dia bilang, 'Dik, aku tidak bisa memutuskan, sebab aku merasa berat pada dirimu maupun Damirah.' Keterlaluan sekali, kan?" ujar Wik.
Sejak itu pula, lanjut Wik, suaminya semakin tak mempedulikan dirinya. Ia sudah berusaha sabar, bahkan pernah menelepon si perempuan agar tak melanjutkan hubungan dengan sumianya. "Eh, Damirah malah marah-marah dan mengumpat saya."
Bersamaan dengan itu, perangai AF berubah kasar. Ia tak segan menganiaya Wik. Bahkan, "Kalau mau menganiaya, dia tak peduli situasi dan tempat. Saya pernah dihajar di depan anak bungsu kami. Pernah juga ditempeleng di pinggir jalan raya."
Kesal, Wik melapor ke Polsek Waru Sidoarjo. Dua kali, malah. "Tapi, setelah diberi saran anggota polisi, niat pemrosesan saya urungkan, sebab saya khawatir, kalau dia ditahan, bagaimana dengan nafkah anak-anak kami," ujar Wik.
Hari berganti hari, perangai sang suami tak juga berubah. Tetap menjalin hubungan gelap dan menganiaya Wik. Tak tahan lagi, Wik memutuskan pulang ke orangtuannya lalu mengajukan gugatan cerai. "Waktu saya bilang mau menggugat cerai, dia sempat mengancam akan menyebarkan adegan ranjang kami."
Merasa tak pernah melakukan hubungan intim di depan kamera, Wik tak ambil pusing ancaman sang suami. Selain itu, "Saya tak pernah kepikiran dia bakal sejahat itu. Kalau dari awal saya tahu waktu 'main' direkam, tentu saja ponselnya saya banting. Waktu kami masih rukun saja, kalau saya diajak nonton film biru di rumah, selalu saya tolak. Apalagi merekam diri sendiri yang lagi 'begituan', tentu tidak mungkinlah," kata wanita tamatan STM jurusan Mesin itu. "Makanya, ketika saya diancam AF, saya tidak gentar karena saya memang merasa tidak pernah melakukan," tuturnya.
KOMENTAR