Tepat di hari kelima pascagempa, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya menyepakati Desa atau Kenagarian Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman sebagai kuburan massal.
Di kawasan terdiri tiga dusun ini, sekitar 300 orang tertimbun akibat gempa berkekuatan 7.6 Skala Ricther (SR) yang menyebabkan longsor. Mereka terkubur sedalam antara 12 hingga 30 meter setelah bukit Gunung Tigo longsor menimbun empat perkampungan.
"Berdasarkan keputusan rapat hari ini (Minggu, 4/10), kami akan menjadikan wilayah tersebut (Tandikek) sebagai kuburan massal," ujar Dede Nuzul Putra, Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar, di Padang.
Menurut Dede, dalam rapat tersebut, pemerintah akan lebih memfokuskan pencarian pada korban yang kemungkinan masih dapat bertahan hidup dalam reruntuhan bangunan atau yang mengalami cedera. "Juga lokasi ini agak sulit dijangkau dan mereka (korban) sudah tertimbun cukup lama selama tiga hari. Jadi, tidak ada kemungkinan hidup," katanya.
Selain itu, lanjut Dede, alat-alat berat yang dibutuhkan untuk proses evakuasi korban masih sangat minim. Pemerintah daerah pun akan meminta bantuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk meyakinkan keluarga korban agar mengikhlaskan keluarga mereka yang telah menjadi korban tewas gempa dan longsor.
Wakil Gubernur Sumbar, Marlis Rahman, membenarkan pihaknya akan memintakan fatwa MUI, terkait kuburan massal tersebut. "Melihat lokasi dengan timbunan setebal lebih kurang 12 meter, sulit sekali menemukan para korban. Jika sudah ada fatwa MUI, di lokasi bencana akan dibuatkan monumennya," jelasnya.
Meski demikian, upaya evakuasi terhadap sekitar 300 warga di Pulau Koto, Lubuk Laweh Kenagarian Tandikek, dan Cumanak Nagari Lareh Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, terus dilanjutkan dengan mengandalkan dua unit alat berat.
Data di posko yang melakukan identifikasi mayat yang dievakuasi di Pulau Air, Nagari Tandikek, mencatat hingga Minggu pagi jumlah korban yang berhasil dievakuasi secara manual sebanyak 21 jasad di tiga perkampungan penduduk itu.
Sejak kemarin datang dua unit alat berat beroperasi, termasuk sejumlah truk pengangkut material longsor, berupa bantuan dari PT Jaya Konstruksi di Payakumbuh yang sampai di lokasi Sabtu malam.
Tiga perkampungan penduduk di Kenagarian Tandikek itu sedikitnya dihuni 150 kepala keluarga (KK). Laporan dari masyarakat yang masih tersisa, warga di Dusun Lubuk Laweh hanya sekitar 15 orang yang tersisa.
Secara keseluruhan, di Padang Pariaman sebanyak 369 orang dinyatakan masih hilang akibat gempa dan longsor. Data dari Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Padang Pariaman, menyatakan jumlah korban jiwa mencapai 676 orang sedangkan jenazah yang telah ditemukan 285 orang.
"Jumlah korban meninggal yang belum ditemukan mencapai 369 orang yang semuanya ada di Kecamatan Patamuan," kata Humas Satkorlak PB Padang Pariaman, Hendra Asmara, Minggu.
Ia mengatakan, korban tersebar di 17 kecamatan yang ada di daerah itu dengan jumlah korban paling banyak di Kecamatan Patumuan yakni mencapai 391 orang dan baru ditemukan 22 orang.
Surya
KOMENTAR