Aku anak yang lahir dari keluarga yang kurang harmonis, anak tunggal dari Papa E.B. Djatrich dan Mama Elsye. Papa meninggalkan kami. Papa masih hidup dan bekerja sebagai pegawai negeri.
Aku dan Mama selalu berdua, ke mana-mana. Mamaku guru Bahasa Inggris. Aku dulu sekolah di SD Poncol I, Pondok Gede, SMP Negeri 49, Jakarta Timur, SMIP Paramitha, dan kuliah di Universitas Sahid, Jakarta. Saat masih di SMIP, aku sudah terbiasa membantu Mama mencari uang dengan bekerja di kafe setiap Sabtu dan Minggu. Waktu kuliah, aku juga sudah jadi guru di sekolah-sekolah kelompok bermain yang memakai pengantar Bahasa Inggris.
Kenapa suka tato?
Ceritanya, aku dulu pernah bekerja di kapal pesiar di Hongkong. Selama di sana, aku ingin banget punya tato. Awalnya, aku menato lenganku. Tujuannya untuk menutupi bekas luka bakar peninggalan waktu kecil. Tato pertamaku di lengan biayanya Rp 800 ribu.
Mahal, ya?
Aku sempat takut Mama marah. Tapi lewat telepon aku bilang ke Mama kalau punya tato. Ternyata aku salah duga. Mama mengizinkan. Menurut Mama, tato adalah luapan ekspresiku. Mama juga bilang, yang penting aku bisa menjaga diri. Kalau tato, sih, terserah.
Makanya, waktu aku liburan ke Bali, aku bikin tato lagi di kaki. Aku juga menambah tato di lengan, kali ini harganya sampai jutaan rupiah. Kalau yang di kaki harga pertemanan ha...ha...ha... Pokoknya, semua tato yang ada di tubuhku ada maknanya.
Sekarang sudah punya pacar atau masih jomblo?
Ih, mau tahu aja, ya. Yang pasti, sekarang aku sudah ada yang punya. Tapi pacarku jauh, dia masih kuliah di Kanada. Dia teman lamaku, walaupun kami baru-baru ini pacarannya. Aku masih harus menunggu dia lulus sampai 3 tahun lagi.
Nama aslinya siapa, sih? Kok, orang-orang lebih mengenal nama TJ?
Nah, itu dia. Aku juga bingung. Mungkin nama TJ malah bawa hoki, ya, ha...ha...ha... Aku berhutang budi sama teman sekolahku yang memberi nama TJ. Sayangnya, aku tidak tahu dia sekarang tinggal di mana. Nama lengkapku sebenarnya Ruth Permatasari.
Kalau Mama memanggilku dengan sapaan sayang Ugly. Ceritanya, waktu kecil aku cadel dan enggak bisa bilang Ruth, malah Ug...Ug.... Akhirnya Mama memanggilku Ugly. Terkadang Mama juga memanggilku Jenong, soalnya kepalaku jenong ha..ha...ha... Eh, kok, jadi buka rahasia, ya?
Erni Koesworini
Foto : Ahmad Fadillah
KOMENTAR