Ada istilah groupis bagi remaja atau anak yang cenderung berkelompok dalam berteman atau menjalin hubungan pertemanan di lingkungan sekolah maupun rumahnya. Groupis ini sendiri seringkali berkonotasi negatif karena dinilai merupakan sifat buruk yang wajib dihindari oleh seorang individu.
Berkaca pada tren pertemanan zaman sekarang, acapkali groupis pun diklaim hal yang wajar, terlebih dalam berteman secara alamiah tanpa disadari kita memang akan menemukan kondisi dimana seseorang menyeleksi teman yang sekiranya dianggap nge’klik’ atau ‘nyambung'.
Disitulah akan dimulai pembentukan inner circles atau groupis pada pertemanan sehingga membuat seorang anak mungkin lebih nyaman berbagi cerita atau beraktivitas dengan beberapa orang teman yang dipilihnya.
Baca: Psikolog: Zaman Sekarang, Jangan Melarang Anak Remaja Pacaran
Terbersit pertanyaan di benak tabloidnova.com, apa dampak psikologis anak yang berteman secara berkelompok saat dewasa nanti? Dan, apakah kondisi pertemanan secara berkelompok menyebabkan anak sulit beradaptasi dan tidak bisa mandiri?
“Tidak selalu, kok! Banyak juga anak yang saat kecil berkelompok namun saat besar mampu bersosialisasi dengan baik. Kondisi ini semata-mata tidak didasari saat kecil saja, tapi fase ini seiring tumbuh kembang anak menuju dewasa nanti,” jawab Ayoe Sutomo, Psikolog, pada tabloidnova.com .
Baca: Permainan Aktif Mematangkan Psikologis Anak
Menurut Ayoe, perubahan dalam tahapan hidup atau apa yang terjadi pada anak dalam perjalanan hidupnya akan banyak berpengaruh terhadap sikap anak serta kemampuan anak dalam bersosialisasi dan mengenal lingkungannya saat dewasa.
Apalagi jika anak mampu memahami dengan baik bahwa sikap mudah bersosialisasi akan membawa banyak keuntungan dalam kehidupan anak. Seiring waktu, jika tidak mendapat gangguan trauma psikologis, anak akan menjadi dewasa sekaligus belajar dan berubah, meskipun kadar sulit atau mudahnya perubahan tersebut tergantung pada kondisi anak.
Baca: Mengetahui Perkembangan Psikologis Anak pada "Golden Age"
Lalu, bagaimana dengan anak yang sedari kecil bersikap ‘un-sos’ atau tidak bersosialisasi? Apa dampak negatif dalam perkembangan diri serta sikap menerima perubahan dari lingkungan luarnya?
“Pada sebagian anak yang segan untuk bersosialisasi, tentunya sering sulit jika harus melakukan atau bekerja dalam bidang yang menuntut sosialisasi. Namun, kemampuan bersosialisasi bukanlah sesuatu yang tidak dapat dipelajari. Sejalan waktu, anak dapat mempelajarinya perlahan apalagi jika sudah menyadari pentingnya kemampuan bersosialisasi,” ujar Ayoe panjang lebar menutup pembicaraan.
KOMENTAR