Malang melintang di dunia jurnalis mode, Anton Diaz mengungkapkan pendapatnya ketika duduk di kursi panggung mode Jakarta Fashion Week 2016 yang menampilkan sesi peragaan busana persembahan Dekranasda DKI. Walau mengakui mayoritas kualitas koleksi busana dikerjakan prima, namun secara tersirat, identitas Betawi yang dipamerkan 10 anggota pilihan Dekranasda DKI kemarin, dianggapnya terlalu umum. Seperti apa keseluruhan koleksinya? Berikut ulasannya secara khusus untuk tabloidnova.com .
Dekranasda DKI Jakarta kembali terlibat pada pekan mode tahunan Jakarta Fashion Week 2016. Tidak tanggung-tanggung, lembaga yang fokus pada kerajinan lokal Jakarta ini menampilkan 10 anggotanya di panggung terakbar pekan mode Jakarta, fashion tent. Setiap anggota menampilkan karya terkini yang direka dari tema Lenggang Lenggok Flora Fauna Jakarta.
Aneka flora dan fauna khas Jakarta yang diangkat sebagai inspirasi peragaan busana Dekranasda DKI di Jakarta Fashion Week 2016 adalah melati gambir, kembang telang, salak condet, sirih kuning, kerak nasi, nona makan sirih, tapak dara, bungur, elang bondol, burung kipasan belang, dan bulus.
Baca: Sculptural Fashion, Presentasi Tren Mode Hijab dari HijUp di Jakarta Fashion Week 2016
Seyogyanya, para binaan Dekranasda DKI tersebut mampu melakukan inovasi dan menyelaraskan tema-tema pada karya-karya mereka sesuai dengan selera pasar. Veronica Tjahaja Purnama, sebagai ketua Dekranasda DKI mendambakan agar para anggotanya menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri dan usaha mereka.
Baca: Dajak: Ornamen Khas Dayak pada Busana Siap Pakai dari DINIRA
Rabu siang, (29/10), kesepuluh anggota Dekranasda DKI menampilkan koleksi bertema flora fauna Jakarta di Jakarta Fashion Week 2016. Novita Yunus (Batik Chic), Riana Kesuma (Batik Riana Kesuma), Dwi Arlina (Dara Dara), Vielga (Roemah Kebaya), Herlin Vidya (Batik Mahadevi), Ayundavira (Artina), Dimita Agustin (Dara Bari), Nita Seno Adji (Pradipta Saru), Inez Mardiana (Jasmine Teas), Emma Damayanti (Rumah Betawi) menampilkan koleksi mini dengan 6 karya di fashion tent, Jakarta Fashion Week 2016.
Baca: Tradivolusi: Deskripsi Peragaan Busana Karya Obin di Jakarta Fashion Week 2016
Tema flora dan fauna Jakarta umumnya diangkat dalam bentuk motif atau aplikasi. Motif dan aplikasi tersebut umumnya tampil di atas busana dengan teknik cetak (print), sulam, bordir, dan batik. Dari segi desain dan konsep ada yang menyajikan koleksi dengan gaya sederhana, muda, dan berdaya pakai tinggi. Tak sedikit tampil dengan sentuhan tradisional klasik atau pun tradisional modern. Gaya desain seperti ini umumnya mengangkat “tema” yang coraknya disajikan dengan teknik batik. Di sisi lain ada pula yang menyajikan konsep yang “meriah” sehingga terasa agak berlebihan atau sebaliknya, kurang kompak.
Walau peragaan “Lenggang Lenggok Flora Fauna Jakarta” sedikit banyak menciptakan nuansa baru dalam perkembangan mode Jakarta, Dekranasda DKI seyogyanya harus lebih “keras” dan selektif dalam memilih anggota yang tampil di panggung sekaliber Jakarta Fashion Week.
Baca: Busana Tenun Badui Kontemporer dari LEKAT di Jakarta Fashion Week 2016
Diharapkan setelah ini ada semacam evaluasi untuk koleksi busana Dekranasda DKI di Jakarta Fashion Week 2016 dengan melibatkan wartawan mode dan pelaku industri mode. Hal ini bertujuan agar para anggota UKM mampu menciptakan karya yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan tujuan Jakarta Fashion Week diselenggarakan, yakni sebagai platform universal bagi pelaku industri mode yang dikaitkan dengan desain, gaya, dan tren mode terkini (dunia).
KOMENTAR