Baca: Para Pasangan, Hindari 5 Penyebab Perceraian di Indonesia Ini
Pola asuh
Jangan keliru! Pola asuh anak memang terlihat sederhana, namun perbedaan prinsip pola mengasuh dan mendidik anak kerap menjadi awal pertikaian pasangan suami istri. Makanya, pola asuh yang dipilih dan diterapkan haruslah menjadi kesepakatan berdua, bukan satu orang.
Bagaimana pasangan memandang peran suami dan istri dalam pernikahan
Dari kacamata psikologis, peran suami tidak hanya sekedar pencari nafkah saja, melainkan fungsi lainnya. Sebaliknya, peran istri tidak hanya melayani suami saja untuk kebutuhan ranjang dan melahirkan anak, tapi juga hal-hal mulia lainnya.
“Ini yang harus disadari oleh kedua pasangan sebelum menikah. Berdiskusi santai namun serius diperlukan untul mengetahui adakah prinsip yang tak cocok yang dirasa tidak fleksibel sehingga membuat hubungan akan memanas. Sekecil apapun perbedaan prinsip tersebut dapat memicu pertengkaran di kemudian hari,” jelasnya.
Baca: Angka Perceraian di Indonesia Mencapai 10 Persen
Bagaimana pasangan memperlakukan orangtua dalam pernikahan
Hidup di Indonesia dengan adat budaya ketimuran yang begitu kental membuat konsep pernikahan tidak hanya soal dua orang, melainkan dua keluarga besar. Walau mungkin banyak pasangan memilih tinggal berjauhan, namun nilai ketimuran yang memuliakan peran orangtua harus disepakati bersama.
“Keuangan mapan, istri pintar mengurus rumah tangga dan anak, tapi orangtua sering ikut campur atau malah terabaikan. Belum lagi, jika kasih sayang istri/suami timpang ke mertua. Ini bisa jadi pemicu percekcokan rumah tangga yang sangat sensitif kalau dibahas,” papar Ayoe.
Pada tabloidnova.com, Ayoe pun menyarankan masing-masing pasangan untuk sangat mengenal dan mencari tahu soal karakter, kebiasaan, prinsip, maupun kekurangan pasangan sejak pacaran atau masa penjajakan.
Setuju atau tidak, kenyataannya konflik dalam pernikahan dan membangun rumah tangga berawal dari kondisi di atas.
Baca: Psikolog Ungkap Masalah Terbesar Ibu Rumah Tangga Modern Sekarang
KOMENTAR