Mungkin Anda sering bertanya, mengapa siklus haid tak teratur? Sebenarnya, ada begitu banyak kemungkinan penyebab siklus haid tak teratur. Akan tetapi, penyebab paling umum adalah adanya kegagalan ovarium saat melepaskan telur setiap bulan.
“Namun selain itu, perubahan diet, berat badan, olahraga, stres, usai melakukan perjalanan, dan perubahan jadwal kerja juga bisa menjadi penyebab siklus haid tak teratur,” kata Laura Whiteley, MD, dari Memorial Hermann Medical Group.
Jonathan Espana, MD, seorang ob-gyn di Paviliun Perempuan Texas Child Hospital, sekaligus spesialis kesehatan perempuan dari Houston menyebutkan, siklus haid yang “normal” biasanya berselang 21 - 35 hari. Dengan aliran menstruasi sekitar 2 sampai 3 sendok teh per siklus.
BACA: 5 Fenomena Aneh Saat Menstruasi
Dalam beberapa kasus, siklus haid tidak teratur juga bisa menjadi sinyal dari gangguan kesehatan lain yang lebih serius, seperti tiroid atau masalah perdarahan, fibroid rahim, bisa juga sebagai sinyal kista ovarium atau sindrom ovarium polikistik.
Pada beberapa kasus, perubahan siklus haid juga bisa berubah dipicu oleh diabetes, kanker, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan infeksi HIV.
Oleh karena itu, ketahui kapan tandanya Anda harus ke dokter ketika mengalami siklus haid tak teratur.
Anda harus menghubungi dokter Anda jika:
1. Anda haid selama lebih dari tujuh hari dalam dua bulan berturut-turut. Ingat, bedakan darah haid dengan vlek yang biasanya keluar sedikit usai haid.
2. Darah haid yang keluar sangat banyak sehingga Anda merasa lemas dan memiliki detak jantung yang cepat.
BACA: Normalkah Darah Haid Menghitam dan Menggumpal-Gumpal?
3. Perdarahan ketika haid sangat banyak sehingga Anda harus ganti pembalut setiap jam.
4. Anda mengalami perdarahan atau mengalami haid lagi di antara siklus bulan pertama dan kedua.
5. Anda merasa sakit haid yang berlebihan diselingi kram.
Selain itu, bila terjadi kembali perdarahan usai menopause, sebaiknya Anda juga memeriksakan diri ke dokter. "Perdarahan postmenopause tidak normal dan harus selalu dievaluasi oleh dokter," ia mengingatkan.
BACA: Agar Tak Tergoncang, 10 Hal Tentang Menopause Ini Harus Diketahui Sejak Dini
Sumber: Everydayhealth
KOMENTAR