Tanya:
Mbak Teja yang baik, saya ingin sekali mulai berinvestasi. Nah, bagaimana caranya mengukur kondisi keuangan kita apakah sudah siap untuk bisa berinvestasi? Adakah syarat-syaratnya untuk memulai investasi?
Sebagai informasi, join income saya dan suami dalam sebulan Rp 12 juta, dipotong cicilan rumah Rp 3 juta dan biaya hidup bulanan Rp 6 juta. Kebetulan anak kami hanya satu dan belum bersekolah. Ditunggu sarannya, Mbak. Terima kasih.
Jawab:
Memang benar sekali, sebelum mulai berinvestasi kita sebaiknya melihat kondisi keuangan kita terlebih dahulu. Apabila kondisi keuangan kita sudah baik, artinya kita siap mulai berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan keluarga kita.
Akan tetapi, apabila kondisi keuangan kita kurang baik, maka langkah yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki dahulu keuangan kita, sehingga investasi yang dilakukan bisa lebih maksimal.
Ada 3 syarat yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi, yaitu:
1. Harus Sudah Memiliki Dana Darurat
Inilah sejumlah uang yang perlu disiapkan agar bisa membantu kita saat menghadapi masalah keuangan dalam kehidupan. Masalah keuangan bisa saja terjadi dalam keluarga kita sendiri, atau mungkin saja terjadi pada orangtua atau saudara kita. Dalam kondisi darurat seperti orangtua sakit, atau saudara mengalami kecelakaan, atau musibah seperti kebanjiran, maka sudah pasti kita harus mengeluarkan uang yang terkadang nilainya cukup besar.
Berapa besarnya dana darurat yang harus kita siapkan? Setidaknya 3 x biaya bulanan keluarga. Misalnya biaya bulanan keluarga kita sebesar Rp 5 juta, maka dana darurat yang perlu kita miliki adalah sebesar 3 x Rp 5 juta = Rp 15 juta.
Inilah jumlah alias syarat yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi. Tempatkanlah dana darurat di tabungan, atau bisa juga dalam bentuk emas. Sebelum memiliki dana darurat, sebaiknya kita tidak berinvestasi dahulu. Kenapa? Karena investasi selain bisa meningkatkan aset kita, tapi juga bisa turun nilainya, tambahan lagi terkadang tidak mudah cair. Sehingga, apabila kondisi darurat terjadi, dan kita belum memiliki dana darurat yang cukup, maka bisa jadi kita harus mencairkan investasi kita segera, dan bisa mengalami kerugian yang besar.
2. Penyelesaian Utang Berbunga Tinggi
Utang konsumtif seperti utang kartu kredit ataupun pegadaian misalnya, memiliki bunga yang cukup tinggi. Sebagai contoh, apabila kita memiliki utang kartu kredit maka bunga yang dikenakan bisa mencapai 35% per tahunnya. Hal ini tentu sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil investasi.
KOMENTAR