BACA: 8 Sumber Konflik Suami Istri
Namun, saat Anda mencurahkan perasaan kepada orangtua atau mertua, pastikan Anda sudah memberikan batasan bahwa, “Saya enggak pengen Mama beranggapan negatif terhadap suami saya. Saya cuma ingin tahu cara memperbaikinya,” ujar Nina mencontohkan.
Atau, jika Anda sungkan, Anda juga bisa bertanya kepada mereka yang sudah cukup lama menikah dan Anda percayai. “Tidak harus ke orangtua atau mertua, carilah orang yang membuat Anda nyaman bercerita,” tambah Nina.
Dan, ingatlah, curhat semacam ini tidak bisa dilakukan hanya sekali. “Jangan dilihat satu kali peristiwa. Pertama kali bercerita, mungkin mereka akan shock, tapi di kali kedua, setelah mereka mencerna, mereka akan memberikan saran yang lebih objektif sekaligus saran terbaik.
Jika pertengkaran dengan pasangan karena perbedaan ekspektasi ini makin meruncing, “Lebih baik berkonsultasi dengan konselor pernikahan atau psikolog,” ujar Nina. Sama halnya dengan cara berbicara dengan orang dekat, psikolog juga memerlukan waktu untuk menelaah masalah Anda berdua. “Satu kali pertemuan bisa sejam sampai dua jam dan bisa jadi lebih dari dua kali ketemu, baru ketemu solusinya. Apalagi jika masalahnya rumit,”
Astrid Isnawati/DOK.NOVA
KOMENTAR