Selama atau setelah transfusi darah dilakukan resiko demam bisa terjadi dengan cepat. Akan tetapi tak perlu cemas karena ini bukan pertanda serius. Meski beberapa reaksi serius ada juga yang ditandai dengan gejala demam. Karena itu, sebagai upaya penjagaan, dokter akan menghentikan transfusi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Alergi
Alergi bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap protein atau zat lain dalam darah yang diterima pasien.Gejala umum yang muncul di antaranya kulit kemerahan dan terasa gatal. Reaksi ini biasanya terjadi cepat selama atau setelah transfusi.
Radang paru
Ada juga risiko cedera atau radang paru setelah dilakukan transfusi darah sekitar enam jam kemudian.
Kelebihan zat besi
Transfusi darah bisa memicu kelebihan zat besi dalam darah.
Kelebihan cairan
Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Sesak napas juga bisa terjadi akibat paru-paru dipenuhi oleh cairan. Risiko kelebihan cairan lebih tinggi pada kalangan berumur yang memiliki penyakit serius seperti penyakit jantung.
Graft-versus-host disease
Kondisi ini terjadi akibat sel darah putih yang diterima menyerang jaringan tubuh orang yang menerima darah. Kondisi ini sering menimbulkan gejala seperti diare, ruam dan demam.
Reaksi transfusi tersebut memang sedikit menakutkan namun tidak berbahaya jika cepat ditangani. Karena itu, transfusi darah dilakukan atas pengawasan dokter.
Hilman Hilmansyah
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR