Dalam salah satu agenda sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), di New York, Amerika Serikat yang berlansung Rabu (28/9) kemarin, negara-negara Kepulauan Pasifik mengkritik catatan buruk pelanggaran HAM (hak asasi manusia) Indonesia di Papua dan Papua Barat.
Mereka mengungkapkan hal tersebut saat mendapat kesempatan berpidato dan mendesak digelarnya penentuan nasib sendiri di wilayah tersebut.
Adalah Nara Masista Rakhmatia, diplomat perempuan asal Indonesia yang mencuri perhatian ketika menjawab ‘serangan’ dari 6 negara (Nauru, Kepulauan Marshall, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Tuvalu dan Tonga) itu.
Ia diutus sebagai juru bicara yang menyampaikan hak jawab di forum tersebut. Kepercayaan yang diberikan para diplomat senior untuk memberikan kesempatan pada diplomat muda tampil di muka dunia tentu tak disia-siakan Nara.
Buktinya, dalam hak jawab itu Nara membalas dengan tajam serangan 6 negara tadi. Tak pelak namanya mencuat di berita mancanegara dan tak luput dari linimasa media sosial di Indonesia.
Nara dianggap berani dan melawan tegas serangan delegasi-delegasi dari 6 negara Pasifik tentang pelanggaran HAM di Papua saat Sidang Umum PBB.
Dalam paparannya, Nara menyampaikan bahwa Indonesia jauh lebih baik soal penegakan HAM dibanding enam negara yang coba mengusik Indonesia lewat Papua.
Kepiawaiannya bertutur dan penuh ketegasan ditunjukkan Nara. Ia bahkan tak lupa mengakhiri pidatonya dengan sebuah pepatah yang membuat banyak pihak terhenyak.
“Ada pepatah di kawasan Asia Pasifik yang mengatakan: Ketika seseorang menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri. Terima Kasih,” tutup Nara.
Seketika publik pun dibuat penasaran dengan jati diri Nara yang fasih menuturkan hak jawab mewakili Indonesia.
Saat ini Nara menjabat Sektetaris II (second secretary) di Permanent Mission di Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk PBB. Jabatan ini baru dipegang Nara sejak April 2016.
Jika merujuk pada tingkatan gelar diplomatik yang berlaku sama di dunia internasional, maka posisi Nara saat ini berada di bawah minister, minister counsellor, counsellor, dan first secretary, serta berada di atas third secretary dan attache.
Sebelum bekerja di Kementerian Luar Negeri, yang dimulai sejak 2014, Nara sempat mengabdi di almamaternya, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Indonesia, sebagai asisten peneliti (2006-2007) dan asisten dosen (2005-2006).
Nara melanjutkan pendidikan di University of St. Andrews dimana dia meraih gelar Master of Letters (M. Litt) dalam studi perdamaian dan konflik pada 2010 serta Studi Komunikasi dan Media di Georgetown University pada 2012
Jika Anda penasaran, simak isi pidato lengkap Nara yang diambil dari video Youtube, saat mewakili Indonesia di forum PBB berikut ini:
Sumber: Tribunnews, Intisari Online
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR