Menyedihkan. Humaida (46) hidup dalam ketidakberdayaan di bangsal VVIP Rumah Sakit Umum Panglima Sebaya di Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Warga Kelurahan Kuaro, Kecamatan Kuaro, ini tidak bergerak sejak 5 tahun lalu.
"Mengalami kondisi yang disebut minimal consciousness state. Kondisi pasien belum bisa kontak dengan dunia luar," kata Ferdinando Kaose, dokter anestesi di RS Panglima Sebaya, Sabtu (29/10/2016).
Kesadaran menurun ini mengakibatkan Humaida belum bisa memberi respons pada apa pun yang ada di sekitarnya. Meski demikian, Humaida menunjukkan bisa bergerak, setidaknya terlihat dari bisa membuka mata dan ada suara.
Derita Humaida, kata Ferdinando, menunjukkan adanya gangguan berupa kerusakan luas pada sel otak. Kerusakan otak inilah yang diduga menyebabkan kondisinya seperti sekarang.
"Intelegensia yang jadi masalah di sini. Secara sederhana, tidak bisa memahami dan tidak bisa merespons," kata Ferdinando.
Baca juga: Mengharukan, Kisah Humaida Lima Tahun Koma
Bermula di 2011, dimana Humaida menjalani persalinan anak kelima di Klinik Muhammadiyah, Paser. Usai melahirkan secara normal, Humaida menjalani operasi KB steril di klinik yang sama.
Ferdinando mengungkapkan, tindakan yang dilakukan saat itu adalah operasi steril dan penjahitan vagina. Pembiusan dilakukan separuh badan.
Operasi berjalan lancar selama 2 jam. Humaida tampak baik. Ia kembali ke ruangan dan masih dalam pantauan ketat dokter.
Tak lama kemudian, Humaida kejang-kejang. Ia dikabarkan mengalami penurunan tensi. Ferdinando segera kembali ke klinik. "Tapi ternyata bukan penurunan tensi saja. Jantungnya berhenti," kata Ferdinando.
Semua daya dan tindakan langsung dikerahkan agar jantungnya berdetak kembali, mulai dengan pijat jantung, napas buatan, dan pemberian antibiotik.
Setelah denyut kembali, pasien mendapat alat bantu pernapasan (ventilator). Satu bulan kemudian, Humaida lepas ventilator.
KOMENTAR