Dalam satu bulan, Mulyadi bisa tiga kali panen dan menghasilkan lebih dari 500 buah naga atau setara dengan 280 kilogram sekali panen.
Dengan harga jual buah Rp 30.000 per kilogram, pendapatan kotor yang diterimanya mencapai Rp 8,4 juta setiap bulan.
Penghasilan ini jauh lebih besar dibandingkan upah yang diterimanya saat menjadi buruh harian di Malaysia, yakni Rp 2,5 juta per bulan.
Mulyadi juga memanfaatkan internet untuk membuka pasar ke luar daerah. Ia juga melayani membuka penjualan di rumahnya di jalan Trans-Sulawesi, Kecamatan Binuang, tidak jauh dari jembatan timbang Desa Paku.
Menurut Mulyadi, membudidayakan buah naga agak gampang-gampang susah. Perlu kesabaran ekstra untuk menanam dan memelihara tanaman hingga bisa menghasilkan buah berwarna merah tersebut.
"Mulanya satu tahun saya kelola sampai mulai menghasilkan. Tanamannya kemudian saya kembangkan sampai hasilnya seperti hari ini," tutur Mulyadi.
Kini ia berusaha mengembangkan usahanya dengan memperluas lahan budi daya.
Menurut Mulyadi, buah naga memiliki keunggulan dibanding buah lain. Selain jarang ditemui di pasaran, buah naga memiliki sejumlah khasiat untuk kesehatan, seperti menurunkan berat badan, mencegah kanker, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah diabetes melitus, menunda penuaaan dini, meningkatkan nafsu makan, serta mengobati batuk dan asma.
Buah naga memiliki sumber vitamin dan nutrisi untuk kesehatan seperti kandungan karbohidrat 11,5 gram, asam 0,139 gram, tingkat kemanisan 13-18 briks, air 90 persen, protein 0,53 gram, fosfor 8,7 miligram, magnesium 60,4 miligram, serat 0,71 gram, kalsium 134,5 miligram, dan vitamin C 9,4 miligram.
Buah dengan nama Latin Hylocereus undatus ini merupakan jenis kaktus. Buah naga atau dragon fruit berasal dari Meksiko dan Amerika tengah.
Junaedi / Kompas.com
KOMENTAR