Kota Bima masih lumpuh meski banjir sudah berangsur-angsur surut, Kamis (22/12).
"Secara umum kota Bima Lumpuh total. Perkantoran, sekolah dan perdagangan tidak bisa berjalan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Rum, melalui pesan singkat, Kamis siang.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Bima dan Sumbawa, NTB, mengakibatkan terjadinya banjir bandang, yang merendam ribuan rumah, Rabu (21/12) sore.
Data sementara menunjukkan, lima kecamatan di Kota Bima tergenang dengan ketinggian air antara 1-2 meter.
Sementara di Kabupaten Bima, tercatat 2 wilayah desa yang tergenang banjir. Sedikitnya 25 rumah rusak berat, 5 rumah hanyut, 3 rumah rusak sedang, dan 1 jembatan putus, akibat banjir tersebut.
Rum menuturkan, saat ini seluruh lapisan masyarakat, bersama pemerintah, TNI/Polri, Basarnas dan relawan sibuk membersihkan lumpur bekas banjir.
"Sampai saat ini belum, ada laporan korban jiwa yang diterima BPBD NTB," ujar Rum yang saat ini sedang berada di kota Bima.
Tidak hanya itu, lanjut Rum, sambungan telekomunikasi di Kota Bima mengalami gangguan, akibatnya jalur komunikasi menjadi sulit.
"Saat ini yang dibutuhkan warga adalah air mineral dan makanan serta obat-obatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Basarnas NTB, Nanang Sigit mengatakan, Basarnas terus menyisir ke sejumlah permukiman warga yang terkena banjir besar.
"Kami, Basarnas, sifatnya darurat membantu warga yang terkena banjir untuk segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman," ucapnya.
Dia mengatakan, saat ini banjir sudah surut dan warga sudah mulai membersihkan rumah-rumah mereka. Sejauh ini, lanjut Nanang, tidak ada korban jiwa.
"Jadi banjir hanya merendam rumah-rumah warga. Tidak sampai ada menimbulkan korban jiwa," tandasnya.
Kamis kemarin, Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, bersama Kapolda, Brigjen Pol Umar Septono, dan Komandan Korem 162 Wirabhakti, Kolonel Inf Farid Maruf, menuju Bima untuk meninjau banjir yang menggenangi seluruh Kota Bima dan sebagian Kabupaten Bima.
Rombongan Tuan Guru Bajang, demikian Gubernur Majdi akrab disapa, memerlukan waktu 12 jam perjalanan dari Kota Mataram untuk mencapai lokasi.
Banjir bandang di Bima juga berdampak pada terganggunya jadwal penerbangan, rute Bandara Internasional Lombok, menuju Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, dan sebaliknya.
Terganggunya jadwal penerbangan ini akibat tergenangnya sebagian area Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Tercatat 9 penerbangan dibatalkan, sementara dua penerbangan dialihkan ke Denpasar, Bali.
Kps / Tribunnews
KOMENTAR