Saat mengonsumsi pasta salad, sering terkagum-kagum dengan aneka jenis selada yang beberapa di antaranya belum pernah kita lihat.
Ada banyak sekali memang jenis daun selada.
Ada yang warnanya hijau pekat, hijau muda, ada yang bentuknya berjari, ada yang berdaun halus dan seterusnya.
Mari mengenal sebagian di antaranya.
Romaine Lettuce
Sebutan ‘romaine’ lazim digunakan oleh masyarakat Amerika Utara. Sementara di belahan dunia barat lainnya, selada ini populer dengan nama cos lettuce.
Banyak disukai karena teksturnya renyah, memberi sensasi segar, dan juicy.
Lembaran daunnya panjang dan lebih kaku dibanding selada lainnya karena tulang daun yang sedikit tebal.
Dulu, bagian cekung selada ini digunakan untuk menyendok tabbouleh oleh penduduk Syria.
Warna daun lebih gelap di bagian luar dan biasanya memiliki sedikit rasa pahit.
Begitu juga ujung daunnya. Bahan wajib dalam pembuatan Caesar salad.
Butterhead Lettuce
Termasuk dalam kelompok head lettuce (bentuk dan ukurannya seperti kepala).
Bonggol daunnya tidak terlalu rapat.
Dinamai butterhead karena daunnya bertekstur lembut dan terasa sedikit ‘manis’ dan gurih layaknya mentega.
Lettuce jenis ini ada dua varian, yaitu hijau dan merah (Salanova red butterhead).
Iceberg Lettuce
Nama ‘iceberg’ bermula pada awal abad ke-20. Saat itu orang belum mengenal lemari es sebagai sarana pengawetan makanan.
Lettuce dalam jumlah besar diangkut menggunakan kereta api dari kebun ke kota untuk dijual.
Agar tetap segar, bagian atas keranjang berisi lettuce ditutup dengan gunungan es batu.
Tiap kali kereta memasuki stasiun, orang-orang akan berteriak, “Iceberg… iceberg!”
Saat ini, selada iceberg paling lazim dijumpai di supermarket.
Selain digunakan sebagai bahan salad, sering juga tampil dalam penyajian taco dan hamburger.
Lembaran daunnya yang lebar sering dimanfaatkan untuk membungkus atau menggulung beef salad.
Crisphead Lettuce
Memiliki rasa seperti susu, sesuai dengan nama Latinnya, “ lactuca”, yang artinya cairan putih seperti lateks atau susu.
Tekstur renyah dan juicy. Makanya selada ini juga disebut crisphead lettuce.
Leaf Lettuce
Disebut loose leaf lettuce karena lembaran daunnya terlepas atau terbuka.
Di Indonesia, lazim disebut selada keriting karena ujung daunnya bergelombang.
Selada ini digunakan secara luas hampir di seluruh dapur mancanegara karena rasanya netral, segar, nyaris tanpa gangguan rasa pahit.
Sekitar 4500 tahun lalu, bangsa Mesir kuno mulai menanam selada ini dari bibit sejenis gulma atau tanaman liar. Pada abad ke-16 dan ke-18, negara-negara di Eropa sudah mulai mengembangkan berbagai jenis selada ini.
Menariknya, sebutan lain selada ini adalah batavia lettuce. Namun belum ada penjelasan mengapa selada ini dinamai dengan nama lawas ibukota Jakarta itu.
Lollorosso
Semburat merah pada ujung daun selada yang mirip renda ini menjadi penanda yang cantik.
Merupakan versi loose leaf lettuce yang berwarna merah.
Digemari karena tekstur dan rasa daun selada klasik Italia ini lembut dan sedikit renyah.
Sering digunakan dalam salad untuk memberikan presentasi yang menarik.
Banyak yang mengatakan selada ini berasal dari dataran Italia.
Namun, ada juga dugaan bahwa lollo rosso pertama kali dibudidayakan oleh bangsa Mesir kuno.
Selada ini dipercaya memiliki khasiat sebagai ‘obat’ sakit perut dan pembangkit libido (afrodisiak).
Chicory
Helaian daunnya memiliki warna khas, semburat putih, kekuningan, hingga hijau pucat di ujungnya.
Tampilan ini diperoleh dengan cara menghalangi chicory dari terpaan sinar matahari saat penanaman.
Memiliki tekstur renyah dengan rasa segar sedikit pahit.
Rasa yang sedikit mild ada pada daunnya yang berwarna kekuningan.
Sayuran ini telah dibudidayakan sejak zaman Mesir kuno.
Sementara, seorang penyair Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Augustus, Horace, mengakui bahwa chicory menjadi makanan sehari-hari.
Endive
Jika dilepas satu per satu, kelopak daunnya berbentuk oval mirip mangkuk.
Karena itu, sering dipakai sebagai wadah untuk penyajian salad yang sekaligus bisa dimakan.
Teksturnya lembut seperti satin dengan sedikit sentuhan rasa pahit.
Endive yang juga disebut Belgian endive ini tak sengaja ditemukan pada tahun 1830.
Kisahnya berawal saat Jan Lammers, seorang petani di Brussel, yang menyimpan akar endive di ruang bawah tanah.
Ia ingin mengeringkan dan menyangrainya kelak sebagai pengganti kopi (ini lazim dilakukan pada abad ke-19 di Eropa).
Tak dinyana, akar yang beristirahat dalam gelap selama berbulan-bulan telah tumbuh menjadi daun putih.
Lammers mencicipi dan menyukai tekstur endive yang renyah dan lembut.
Selanjutnya, tahun 1870-an pamor endive makin populer hingga ke Paris dan dijuluki sebagai ‘emas putih’.
Arugula
Memiliki banyak nama alias, yakni salad rocket, garden rocket, rucola, rucoli, rugula, colewort, roquette.
Bersifat aromatik, bertekstur renyah. Saat dikunyah, terasa sedikit tajam di lidah seperti perpaduan merica dan mustard.
Terdeteksi sentuhan rasa gurih kacang yang lembut. Pilih daun arugula yang masih muda, sebab daun yang tua terasa lebih pahit.
Tersebar luas di daratan Mediterania. Mulai dari Maroko hingga Portugal di Mediterania bagian barat, hingga Syria, Lebanon, dan Turki di Mediterania bagian timur.
Karena dipercaya mempunyai khasiat afrodisiak oleh bangsa Romawi, maka arugula dilarang disajikan di biara-biara pada abad pertengahan.
Di Teluk Naples, tepatnya di Pulau Ischia, arugula diolah menjadi minuman keras yang dikenal sebagai rucolino.
Mizuna
Memiliki rasa pedas samar-samar dengan sensasi earthy yang lembut.
Telah dibudidayakan berabad lalu di Jepang dan sebagian wilayah Asia lainnya.
Di dapur Jepang, mizuna (yang bermakna air atau sayuran berair) dikenal sebagai daun kyona dari Kyoto, ibu kota kerajaan Jepang kuno.
Ada juga yang menyebutnya shui cai, spider mustard, Japanese mustard, Japanese greens, potherb mustard, dan California peppergrass.
Daunnya menjari dengan ujung-ujung yang meruncing. Tampilannya yang cantik membuatnya sering digunakan sebagai dekorasi pada masakan.
Selain untuk campuran bahan salad, mizuna dipakai juga untuk membuat tumisan atau sup, seperti nabemono, hot pot khas Jepang.
Tak jarang sayuran ini diiris kasar, ditaburi sedikit garam, lalu dicampurkan ke dalam nasi hangat.
Watercress
Watercress atau cress, dikenal sebagai selada air.
Tanaman akuatik atau semi-akuatik yang hidup di dalam air. Cita rasanya segar, namun sedikit pahit.
Makin ke bawah, tekstur batangnya makin berserat.
Selada air dikenal memiliki reputasi baik sebagai tanaman obat.
Bahkan, Hippocrates, Bapak Kedokteran Modern, mendirikan rumah sakit pertamanya di Pulau Kos, dekat dengan aliran sungai untuk memastikan bahwa selada air segar cukup tersedia untuk mengobati pasien.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR