Kini, di pasaran banyak beredar bermacam jenis susu dan produk turunannya.
Menurut Prof. Dr. Ir. Made Astawan MS, Guru Besar IPB, dewasa ini tak sedikit industri pengolahan susu dengan menggunakan teknologi tertentu yang memproduksi susu segar.
"Maka dengan proses pengolahan susu segar seperti itu dapat meminimalkan kerusakan gizi yang terkandung di dalam bahan baku susu."
Namun, sekarang masyarakat cenderung meninggalkan susu segar yang didapat atau dibeli dari peternakan langsung.
Ya, orang lebih memilih produk yang sudah mengalami pengolahan dan siap diminum.
(Baca: Tak Doyan Susu? Ganti dengan 5 Makanan Ini Agar Kalsium Tercukupi)
Ada beragam produk susu yang bisa kita dapatkan, antara lain susu segar, susu pasteurisasi, susu kental manis, dan lain-lain.
Berikut uraian beberapa jenis produk susu tersebut.
1. Susu Segar
Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan.
Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain.
Banyak ahli gizi yang menyarankan agar mengonsumsi susu secara alamiah atau susu segar.
Sayangnya, susu segar yang diperoleh dari pemerahan sapi tidak tahan lama.
Umumnya dalam waktu beberapa jam saja kondisi susu akan rusak lantaran terkontaminasi dengan udara sehingga memudahkan munculnya bakteri pembusuk.
(Baca: Bedanya Kualitas Susu Segar dengan Susu Bubuk)
2. Susu Pasteurisasi
Adalah susu yang melalui pengolahan atau proses pasteurisasi (dipanaskan) sekitar 65 sampai 80 derajat Celsius selama 15 detik.
Tujuannya, membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit.
Akan tetapi, susu hasil pasteurisasi ini hanya memiliki daya tahan simpan sekitar 14 hari.
Selain itu harus disimpan pada suhu rendah, yaitu sekitar 5-6 derajat Celsius.
(Baca: Jenis Susu dari Kandungan Lemaknya)
3. Susu Kental Manis
Menurut Standar nasional Indonesia (SNI) susu kental manis didefinisikan sebagai produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan air dari campuran susu segar dan gula.
Atau dengan rekonstitusi (pelarutan/pencampuran) susu bubuk dengan penambahan gula dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain.
Jadi, susu kental manis (SKM) merupakan produk olahan susu yang telah ditambahkan gula dan diluapkan.
SKM sering juga disebut susu kaleng.
Vitamin yang sering ditambahkan dalam SKM, yaitu Vitamin A, D, dan B3.
Namun, belum ada SKM dengan penambahan (fortifikasi) mineral, seperti kalsium, zat besi, atau zinc.
SKM sendiri mengandung 70 persen gula dan 30 persen susu.
(Baca: Fakta Mengenai ASI dan Susu Formula)
Jadi para penderita penyakit tertentu tak bisa begitu saja minum SKM, harus berkonsultasi dengan dokter dulu.
Selain itu, sebagian orang punya kebiasaan minum susu kental manis dicampur air.
Menurut Made, SKM sebenarnya bukanlah susu.
SKM diciptakan untuk aplikasi lebih lanjut olahan makanan, seperti topping martabak, olesan roti, maupun bahan baku kue/bolu, bahan baku ice cream, es campur, atau puding.
(Baca: Segera Habiskan Susu Formula dalam Satu Jam Sejak Dibuat)
4. Susu Kedelai
Setiap orang belum tentu cocok mengonsumsi susu hewani.
Jika demikian, ia bisa memilih susu nabati, seperti susu kedelai.
Meski bentuknya kecil, kedelai bisa diolah menjadi berbagai macam produk makanan salah satunya susu.
Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi.
"Karena itu, susu kedelai bisa digunakan sebgai pengganti susu sapi terutama bagi mereka yang alergi laktosa pada susu sapi. Kelebihan lain susu kedelai dibanding susu sapi adalah tidak mengandung kolesterol sama sekali."
(Baca: Pilih Mana: Susu Kedelai atau Susu Almond?)
Mutu protein susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi.
Protein Efficiency Ratio (PER) susu kedelai adalah 2,3. Sedangkan PER susu sapi adalah 2,5.
PER 2,3 artinya setiap gram protein yang dikonsumsi akan menghasilkan pertambahan berat badan sekitar 23 gram.
Secara umum, susu kedelai mengandung vitamin B1, B2, dan niasin dalam jumlah yang setara dengan susu sapi serta mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak.
Akan tetapi, susu kedelai tak mengandung vitamin B12 dan kandungan mineral terutama kalsium lebih sedikit daripada susu sapi.
Karena itu, biasanya susu kedelai yang diproduksi pabrik ditambah dengan mineral dan vitamin.
(Baca: Benarkah Kacang Kedelai Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?)
5. Susu dari Biji-Bijian
Susu dari biji-bijian, di antaranya susu dari biji bunga matahari (sunflower milk).
Keunggulan jenis susu ini terbuat dari bahan alami sehingga aman untuk penderita alergi dan banyak dikonsumsi vegetarian.
Selain rasanya enak, susu ini bebas gluten, kaya serat yang baik untuk kesehatan fungsi saluran cerna, folat, vitamin A, serta Omega 6 dan 9.
(Baca; Intoleransi Laktosa Picu Rasa Mulas Setelah Minum Susu, Ini Cara Mengatasinya)
Selain itu ada juga susu almond (raw almond milk) yang mengandung banyak manfaat nutrisi dan rasanya sangat enak jika dibanding susu kedelai.
Kadar kalori di dalamnya bahkan lebih rendah dibanding susu kedelai, sehingga baik bagi yang sedang menjalani program diet.
Tak heran susu almond banyak diburu orang, meski harganya terbilang mahal.
Banyak orang menyiasati harga yang mahal dengan membuatnya sendiri di rumah.
Proses pembuatannya mirip dengan susu kedelai.
(Baca: Sering Minum Susu Bikin Badan Jadi Gemuk, Mitos Atau Fakta?)
Cukup rendam almond yang sudah bersih kurang lebih 12 jam dengan air matang, haluskan dengan blender, tambahkan pemanis alami semisal madu, lalu saring.
Simpan di lemari es agar lebih segar dan bisa tahan hingga 2-3 hari.
Kandungan magnesiumnya membantu memecah makanan lebih cepat dan membantu menjaga kesehatan tulang.
Selain itu, memiliki kandungan selenium yang bermanfaat untuk imunitas tubuh, mangan yang berperan penting mengontrol kerja kelenjar tiroid, dan potassium yang berfungsi mengendalikan tekanan darah.
Selain itu susu almond juga mengandung asam folat, lemak baik, serta vitamin E yang berguna melindungi kesehatan kulit dari radikal bebas.
Seperti susu kedelai, susu almond bebas laktosa dan kasein sehingga baik dikonsumsi oleh penderita alergi susu sapi, namun tidak cocok bagi yang alergi kacang-kacangan.
(Baca: Mengapa Orang Berhenti Minum Susu Setelah Dewasa? Ini Kerugiannya)
Hilman Hilmansyah/kontributor NOVA.id
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR