Mereka juga rendah serat dan protein, hal inilah yang membuat mi tidak dijadikan pilihan terbaik untuk menurunkan berat badan.
Mi memang bisa membuat kita menjadi kenyang, tetapi hanya untuk beberapa saat dan setelah itu kita akan merasa sangat lapar.
(Baca juga: Hati-Hati, Ini Dia 6 Hal yang Bikin Resolusi Kita Sering Gagal di Tahun Baru!)
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang makan mi instan dua kali seminggu atau lebih memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan perempuan yang makan kurang dari dua kali dalam seminggu, atau sama sekali tidak makan mi.
Sindrom metabolik adalah istilah kedokteran untuk menggambarkan kombinasi dari sejumlah kondisi dalam tubuh seseorang, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperglikemia (kadar gula darah tinggi), hiperkolesterolemia (
(Baca juga: Orang Berbadan Gemuk Jauh Lebih Bahagia Dibanding yang Langsing, Tidak Percaya? Ini Buktinya!)
Mi dibuat dari maida yang merupakan versi penggilingan dari terigu, halus, dan dikelantang.
Maida sangat buruk bagi kesehatan kita karena sangat diproses untuk membuatnya kaya akan rasa, tapi tidak memiliki nutrisi.
(Baca juga: Memilukan, Anak Hasil “Rahim Pinjaman” Ini Cacat Saat Lahir Lalu Dibuang)
Anak-anak yang mengonsumsi mi instan sering kali tidak memiliki kemampuan menyerap nutrisi dari makanan bernutrisi lainnya.
Setelah mengonsumsi mi, tubuh anak akan kesulitan dalam menyerap nutrisi dari makanan yang tepat.
(Baca juga: Wah, Salah Memilih dan Menggunakan Minyak Goreng Bisa Sebabkan Kanker Loh!)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR