Setidaknya, sekitar 41% pasien yang pergi ke dokter spesialis jantung karena alasan berdebar positif memiliki aritmia.
Karena itu, kita sebagai masyarakat awam perlu lebih memerhatikan penyakit aritmia.
Mengapa demikian? Simak 3 alasan kita harus lebih peduli terhadap penyakit aritmia:
Aritmia adalah pemicu stroke
“Faktanya, dari 2,5 juta pengidap Fibrilasi Atrium (salah satu jenis aritmia), 40% di antaranya berisiko terserang stroke,” ujar Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP, Profesor bidang Aritmia RSJPD Harapan Kita, Jakarta.
Maka penting bagi kita untuk mengenali gejala aritmia supaya dapat mencegahnya.
“Ketika kita bisa mendeteksi gangguan irama jantung, di situlah saatnya kita mendapatkan penanganan dari dokter ahli jantung,” kata dr. Agung Fabian Chandranegara, Sp.JP(K), Ketua Panitia Kampanye FA 2017.
(Baca juga: Tak Perlu yang Berat-Berat, Inilah 4 Jenis Olahraga yang Bikin Diet Jadi Makin Sukses!)
Aritmia dapat berujung kematian
Berdasarkan data yang Nova terima pada acara Overview dan Outlook tentang Penyakit Aritmia di Indonesia Tahun 2018 pada Rabu (24/1), setidaknya 87% pasien yang meninggal mendadak ternyata mengalami aritmia.
Oleh karena itu, jika kita merasa mengalami gejala-gejala penyakit aritmia, sebaiknya pergi ke dokter spesialis jantung untuk berkonsultasi.
(Baca juga: Perhatikan 4 Hal Ini Saat Sarapan Agar Berat Badan Tak Gampang Naik)
Penulis | : | Nova |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR