Setelah diskusi, akhirnya diberitahu campuran bahan yang bisa digunakan untuk mengawetkan daun-daun tersebut.
“Caranya dimasak menggunakan citrun zuur. Fungsinya, agar selain daun jadi menipis, awet, serta memunculkan gradasi warna. Untuk memutihkan, daun direndam beberapa saat dengan cairan pemutih pakaian. Sedang untuk mengeringkan, bukan dengan sinar matahari, tapi diseterika lembar demi lembar,” cerita Retnanik.
Awalnya, suaminya menggunakan beraneka daun, tetapi setelah itu memutuskan hanya dengan daun kupu-kupu saja.
(Baca juga: Yuk, Kenali Potensi Anak Lewat Teori 9 Kecerdasan Manusia, Ini Ulasannya!)
Selain murah, di Surabaya pohon daun kupun-kupu bertengger di sepanjang jalan.
Bentuknya juga apik, apalagi kalau sudah berjamur dan hilang lapisan daunnya, justru seratnya akan muncul dengan indah dan kuat.
Lalu, tepat tanggal 9 September 1996 Retnanik memproduksi kerajinan daun kering untuk pertama kalinya dengan membuat kotak tisu berbahan karton, dengan lapisan daun kupu-kupu.
(Baca juga: Seorang Perawat Tega Racuni 20 Pasien yang Sakit Parah karena Hal Ini)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Nova.id |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR