NOVA.id - Gempa bumi dan tsunami yang melanda Donggala dan Palu pada Jumat (28/09) menyisakan duka mendalam.
Gempa berkekuatan 7,7 SR tersebut menelan korban jiwa, rumah-rumah warga hingga jembatan Palu atau Ponulele.
Jembatan itu merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia.
Baca Juga : Berubah Usai Anak Derita Kanker Hati, Michael Buble Pensiun dari Dunia Musik
Selain itu, juga menjadi ikon wisata di Kota Palu.
Peresmiannya dilakukan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006.
Baru-baru ini, istri Pasha Ungu, Adelia Pasha mengunjungi jembatan yang telah ambruk tersebut.
Baca Juga : Suzzanna Harus Santap Sesaji Ini Setiap Pagi, Clift Sangra: Kalau Enggak Ada, Waduh Gawat!
Ia mengungkapkan bahwa bencana bisa datang kapan saja dan dalam sekejap menghantam bangunan yang kokoh sekalipun.
"Seketika kita tidak pernah tau bahwa bencana bisa datang kapan saja...
Kejadian ini adalah pelajaran hidup dan
ini adalah pengalaman seumur hidupku,,,
Disaat ia datang betapa takutnya semua manusia...
Berlari secepat2nya
Menyelamatkan diri sendiri...
Saat itu tak ada yang kita pikirkan ,,,uang,harta ataupun yang berharga yg kita miliki.selain untuk bisa menyelamatkan diri," tulisnya.
Baca Juga : Viral Raffi Ahmad Nempel Cut Meyriska, Ini Klarifikasi Kejadian Sebenarnya
Baca Juga : Penutupan Asian Para Games 2018, AOA Tampil Kece dengan Balutan Crop Top
Adelia pun menuliskan doa, "Doa yang aku panjatkan kepadamu YA ALLAH...Ampunilah segala dosa kami...lindungilah kami ya ALLAH khususnya sulawesi tengah yang terdampak bencana,kuatkan kami dalam menghadapi cobaanmu...semoga dengan kejadian ini kita semakin dekat dan mengingatMU AMiin YA RABB dan palu segera bangkit.
Semua ini adalah kenangan,,,mudah2an kenangan itu akan lebih indah dikemudian hari."
Seperti kita ketahui, suami Adelia, Pasha Ungu tengah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu.
Adelia Pasha turut mengungsi dan membantu mengurus pengungsian.
Ia sebelumnya mengungkapkan keprihatinannya akan masyarakat yang marah-marah dan menyalahkannya atas kejadian gempa yang menimpa. (*)
Source | : | |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR