Harga mainan dan perlengkapan anak yang selangit rupanya dilirik sebagai peluang bisnis yang menggiurkan oleh perempuan-perempan ini. Mereka pun membuka jasa sewa mainan. Seperti apa sih mainan yang bisa disewa tersebut? Simak yuk referensi tiga tempat berikut.
Babyloania.com: Pelopor Yang Giat Mengedukasi
Zhafira Loebis, Co founder babyloania.com, memulai bisnis jasa sewa perlengkapan dari pengalaman pribadinya saat bersama sang suami kesulitan menyediakan aneka perlengkapan bagi anak pertama mereka. “Ternyata mahal dan tidak efektif karena hanya dipakai sementara,” katanya.
Zhafira merasa, masalah ini pasti juga dihadapi orangtua baru lainnya. Jalan keluarnya adalah dengan menyewa.
“Sayangnya, waktu itu belum ada persewaan dengan spesifikasi barang yang kami perlukan. Langsung deh terpikir bagaimana mencari solusi bagi orangtua muda lainnya. Kami pun lantas membuat website,” cerita Zhafira. Media digital seperti website dipilih karena lebih terorganisir, tercatat dengan baik serta dapat diakses banyak orang.
Bulan Juni 2014 saat diluncurkan, respons terhadap website babyloania.com ternyata sangat bagus. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan Pinterest juga efektif untuk berpromosi.
Sebulan kemudian, bersama sang suami, Arlo Erdaka Temenggung, Zhafira memutuskan keluar dari pekerjaan masing-masing dan menekuni bisnis ini full time.
Meski mengaku tidak memiliki latar belakang pendidikan parenting dan hanya bermodal passion serta hobi membaca, ibu dari Alaia Temenggung ini termotivasi membangun bisnisnya.
Dari awalnya hanya menyewakan 8 jenis barang premium, kini babyloania.com telah memiliki ratusan barang yang bisa disewakan. “Kebetulan semuanya punya pribadi. Saya dan suami aktif tanya ke pelanggan, kebutuhan apalagi yang bisa kami bantu,” lanjut perempuan kelahiran 17 Januari 1987 ini.
Keuntungan bertambah, produk pun bertambah. Tahun 2016, dibuka jasa titip sewa yang juga membuka peluang penghasilan tambahan bagi pelanggan. Pembagian keuntungan jasa titip sewa diperhitungkan dengan matang oleh Zhafira. Pemilik atau penitip sewa mendapatkan keuntungan 55%, sementara pihak babyloania 45%.
“Dulu memang enggak ada jadwal khusus untuk menambah barang, sesuai kebutuhan saja. Tetapi sekarang, setiap minggu selalu ada barang baru. Tim riset babyloania.com terus mencari apa kebutuhan terbesar pelanggan. Tentunya barang yang terbaik yang akan kami berikan pada customer,” promosinya.
Saat ini, Zhafira dibantu 20 anggota tim babyloania.
“Dulu hanya saya dan suami. Sekarang jadi makin berkembang. Kami juga membuat transaksi mudah dan cepat melalui informasi di berbagai pilihan sosial media. Mulai melihat produk, kemudian melakukan pemesanan lewat website, menunggu email konfirmasi, transaksi dan pengiriman. Jadi tak ada deposito,” jelasnya.
Beragam produk yang tersedia di babyloania.com memiliki varian harga dari yang murah hingga mahal. Misalnya stroller yang harga jualnya belasan juta, disewakan dengan harga mulai Rp39 ribu sampai Rp559 ribu per minggu.
“Kami juga melengkapi dengan informasi seperti blog serta komunitas berbagi. Konsepnya one stop platform, jadi enggak cuma sewa barang tapi juga menyediakan informasi dan komunitas.”
Zhafira berharap babyloania.com bisa menjadi fasilitator. Setiap langkah babyloania.com harus sesuai dengan visi dan misi membantu sebanyak mungkin orangtua dan membuat parenting semudah mungkin.
“Membantu kan bisa dengan banyak cara, enggak hanya menyewakan barang. Makanya saya dan suami passionate banget,” ucapnya bersemangat.
Yang menarik, sejak tahun 2015, babyloania.com juga menyewakan buku impor bagi anak dengan harga bersahabat.
“Fokusnya edukasi, jadi kami bekerjasama dengan salah satu perpustakaan anak di Bandung yang memberikan ratusan buku untuk kami sewakan di babyloania.com. Agar minat membaca bisa tumbuh sejak dini. Satu paket 10 buku hanya Rp100 ribu sebulan,” jawabnya.
Paket buku yang ditawarkan juga diklasifikasikan berdasarkan usia dan tema. Misalnya untuk usia 0 sampai 1 tahun temanya mengenal angka-angka, atau usia 3 hingga 5 tahun temanya pergi ke sekolah. “Buku-buku ini dikumpulkan dalam satu paket. Mereka juga bisa berganti paket tiap bulannya,” lanjutnya.
Selain menyewakan buku, Zhafira juga mengenalkan produknya sendiri yaitu Sensory box. “Awalnya juga karena pengalaman pribadi menstimuli sensori anak. Pengalaman dengan sensory box kemudian pun dibagikan ke IG dan blog. Ternyata banyak pelanggan yang nanya cara mendapatkannya. Akhirnya kami tawarkan paket sensory box tematis,” kata Zhafira.
Misalnya tema ocean. “Nanti ada mainan ikan-ikan, ada kartu petunjuk bagaimana membuatnya, cara bermain dan manfaatnya apa saja.”
Selain bisa disewa mingguan, sensory box bisa juga disewa untuk event seperti acara playdate. Selain bersilaturahmi, ini juga dapat meningkatkan nilai edukasi lewat bermain sekaligus mempererat hubungan di antara ibu-ibu.
Potensi bisnis ini diakui Zhafira semakin tumbuh besar. Buktinya, kini bermunculan jasa sejenis.
”Saya justru makin senang karena itu artinya makin banyak yang aware. Kuncinya tidak berhenti belajar, bangun komunitas, bangun konten dan melakukan yang tidak dilakukan orang lain,” ucapnya bijak.
Mengenai omset, Zhafira enggan menyebutkan angka. “Ini baru awal kok dan masih mengedukasi. Mudah-mudahan bisa terus berkembang,” ucapnya optimis.
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR