Taruna Akpol, Brigdatar Mohammad Adam terpaksa harus menghentikan mimpinya ditengah jalan.
Sejak 2015, remaja yang akrab dipanggil Nando ini secara resmi jadi bagian dari keluarga Akademi Kepolisian di Semarang, Jawa Tengah.
Berusaha mewujudkan cita-cita kecilnya menjadi anggota kepolisian, nyatanya justru malah merenggut jiwa Nando.
Ya, Nando menjadi korban penganiayaan oleh 14 seniornya dan menghembuskan nafas terakhir hari Kamis (18/5) kemarin di RS Akpol, Semarang.
Pria keturunan Padang tersebut meregang nyawa lantaran diduga melakukan pelanggaran.
(Baca : Masih Syok, Ibunda Nando Tak Mau Bicara dan Mengurung Diri dalam Kamar )
Hasil otopsi menunjukkan terdapat luka di bagian paru-paru Nando yang mengakibatkan korban alami gagal napas dan kekurangan oksigen.
Usai dinyatakan meninggal dunia, jenazah pria kelahiran 20 Juni 1998 itu langsung diterbangkan ke rumah duka di Jalan Penghulu Gang Murtado 21 RT 10/01, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta pada Jumat (19/5) dini hari dan langsung dikebumikan.
Isak tangis keluarga dan kerabat menyambut jenazah Nando yang dibawa menggunakan peti mati berwarna coklat tersebut.
Lima hari sudah Nando pergi meninggalkan orangtua dan keluarganya.
Ditemui NOVA.id di kediaman almarhum pada Selasa (23/5), tak nampak seorang pun yang terlihat berkegiatan di rumah yang bercat biru tersebut.
Bahkan tak terlihat satupun karangan bunga ataupun bendera kuning yang masih menghiasi halaman rumah korban.
Sang bunda pun disebut masih syok dan tak ingin bertemu dengan siapapun yang mengunjungi rumahnya.
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Swita Amallia Alessia |
Editor | : | Swita Amallia Alessia |
KOMENTAR