Mitos dan Fakta Seputar Vagina

Di dunia ini, ada 1001 pernyataan seputar organ intim kewanitaan. Tapi belum tentu semuanya benar. Ada yang hanya mitos, ada yang memang fakta. Bagaimana membedakannya? Tentu, kita harus mengenalnya.

Contohnya, ada pernyataan bahwa vagina harus selalu dibersihkan dengan sabun. Ini mitos atau fakta? Pertama-tama, pernyataan ini jelas ada benarnya. Namun, sabun seperti apa yang cocok untuk vagina?

Jawabannya, sama dengan tubuh dan wajah yang butuh jenis sabun berbeda, vagina pun sama. Beda kondisi kulit, beda treatment. Khusus organ intim, baiknya kita pakai sabun dengan pH rendah, yakni 3,5-4,5.

Setelah berhasil mengenal organ intim dengan baik, kita bisa lebih mudah menyikapi mitos atau fakta, serta mewaspadai risiko infeksi organ intim dan penyakitnya. Setuju, dong, kalau organ intim kita perlu dirawat dengan baik?

Mitos atau Fakta

Sejauh apa Anda telah bisa membedakan pernyataan seputar organ intim, sebagai mitos atau fakta? Seberapa kenal Anda dengan organ intim kewanitaan?

Vagina harus sering dicuci

Mencuci vagina tidak salah. Namun jika memakai air normal dengan pH 7 yang tergolong basa, perkembangan bakteri baik bisa tersendat. Cukup cuci vagina seperlunya, dan pastikan vagina benar-benar kering, agar keasamannya kembali stabil.

Vagina kering lebih baik saat berhubungan intim

Kondisi vagina yang lembap dengan keasaman tertentu dibutuhkan saat melakukan aktivitas seksual. Jika vagina kering, hubungan seks jstru menyakitkan.

Pemanasan yang cukup, mood yang baik, dan keluarnya cairan pelumas akan membantu meningkatkan kenyamanan saat berhubungan intim.

Makan timun menyebabkan vagina becek atau keputihan

Keputihan adalah cairan vagina yang bertambah karena berbagai faktor. Misal, saat hamil, masa subur, atau akibat rangsangan seksual. Faktanya, belum pernah ada studi yang menghubungkan makan timun dengan keputihan pada perempuan.

Pakai bedak di vagina agar tetap tetap kering

Kebiasaan ini justru akan meningkatkan risiko terkena kanker rahim hingga 30%. Agar tidak terlalu lembap, cukup kenakan celana dalam katun dan menggantinya ketika terasa berkeringat.

Apa yang kita makan akan memengaruhi aroma tubuh dan vagina. Makanan yang konon bisa membuat vagina beraroma tak sedap: rempah-rempah, bawang, asparagus, brokoli, gula, daging merah, dan susu. Perbanyak konsumsi air putih, sayur, dan buah, untuk mengatasinya.

Cairan vagina yang berbau bisa menjadi tanda gejala kanker serviks. Pada kanker serviks, cairan vagina yang keluar sangat cair. Namun, tidak semua cairan vagina adalah gejala kanker serviks.

Keputihan itu wajar, sejauh warnanya bening dan tidak berbau. Waspadalah kalau warnanya kekuningan hingga keabu-abuan, gatal, serta sedikit berbau amis atau anyir. Bila mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter karena bisa menjadi gejala awal kanker.

Lubang vagina serta vagina itu sendiri sebetulnya sangat berotot, karena ada gunungan otot yang melapisinya. Itu sebabnya, kapasitas vagina bisa membesar selama hubungan seks serta kelahiran anak.

Benar, organ intim harus selalu dicuci, karena lokasinya yang tertutup dan lembap dapat menyebabkan flora (bakteri) tumbuh subur. Namun kalau setiap saat juga, ya, sedikit berlebihan. Yang lebih penting sebenarnya bukan cuma membersihkan, tapi mengeringkan. Mengeringkan dengan tisu paling bagus, jadi jangan pakai handuk karena risiko infeksi lebih mudah menular.
- dr. Mery Sulastri, Trainer & Educator,
PT. Mundhipharma Healthcare Indonesia

Faktanya...

21.6% dari 106 responden memercayai mitos yang beredar sebagai fakta. Di antaranya, ada 61.3% yang masih percaya bahwa vagina harus sering dicuci. Untuk perihal makan timun adalah pantang bagi wanita pun, masih diyakini sebagai fakta oleh 16%.

Sementara, 24.3% dari total responden sama, masih salah paham terhadap fakta tentang organ intim. 32.1% di antaranya, masih percaya bahwa pola makan tidak berpengaruh bagi bau vagina, atau 44.3% tidak percaya bahwa bau tak sedap pada vagina mungkin merupakan gejala kanker serviks.

Mengenal Organ Kewanitaan Kita

Tak kenal maka tak sayang. Jadi, setelah membahas mitos dan fakta, mari mencoba mengenalnya lebih dalam.

Apalagi, fakta menunjukan bahwa hanya 34.9% dari 106 responden yang sangat peduli terhadap kesehatan dan kebersihan organ intim kewanitaan. Sisanya hanya sekadar peduli, cukup peduli, dan ada yang tidak peduli. Maka, tentu kebutuhan untuk mengenal vagina kita telah berada di titik penting agar kita bisa lebih menyayangi organ intim.

Apa, sih, vagina itu? Apa fungsinya? Bilamana vagina kita bisa dikategorikan dalam kondisi yang sehat maupun tidak sehat?

Memiliki kelenjar yang berada di pintu vagina untuk menjaga kelembapan.
Vagina merupakan saluran yang panjangnya 7,5-10 cm, berdinding tipis, dan berlipat-lipat.
• Tempat keluarnya darah saat red days.
• Tempat "menerima" penis saat berhubungan seksual dan menyimpan sementara sperma untuk masuk dalam uterus/rahim.
• Jalan lahir.
Kriteria Vagina
Kriteria Vagina yang Sehat
  • pH/keasaman vagina berada di angka 3,5-4,5.
  • Lendir yang dihasilkan vagina tidak bau, tidak gatal, jumlah tidak banyak.
  • Tak ada gejala infeksi seperti gatal, kemerahan, bau tak sedap, kondisi amat lembap, keputihan, dan berdarah.
Kriteria Vagina yang Tidak Sehat
  • Vagina kering, dalam kondisi parah akan sedikit meradang.
  • Muncul sensasi gatal atau terbakar.
  • Keputihan dengan warna merah atau cokelatan, disertai bau tak sedap setiap harinya.
  • Pendarahan dan rasa nyeri usai aktivitas seksual.
  • Benjolan pada vagina bagian luar atau bagian vagina sedikit melepuh.
  • Bau tidak sedap jadi tanda infeksi vagina.
  • Sakit saat buang air kecil.
Vagina memang mengeluarkan lendir yang bening, bersih. Dikatakan keputihan apabila jumlahnya berlebihan, dan ada beberapa yang berbau dan gatal. Keputihan itu sudah pasti gejala dari berbagai macam infeksi, tapi infeksinya apa? Tandanya macam-macam, kita harus tahu dulu. Warnanya juga bisa jadi kuning, atau hijau.
- dr. Mery
Faktor yang bisa mengganggu keseimbangan pH vagina
Kebersihan vagina yang kurang terjaga
Penggunaan pakaian dalam yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat
Keadaan iritasi atau alergi
Kerusakan jaringan
Kesehatan tubuh secara umum: nutrisi, kurang tidur, merokok
Obat-obatan/cairan daerah kewanitaan seperti spermicide, lotion, semen
Usia
Menstruasi
Kontrasepsi
Kalau ada gejala awal seperti keputihan atau rasa gatal, kami anjurkan untuk mencoba dulu dengan Betadine Feminine Hygiene, 1-2 hari. Apabila tidak ada perubahan, kami anjurkan pergi ke dokter. Pemeriksaan rutin harus dilakukan pada wanita untuk usia di atas 40 tahun. Disarankan melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin, minimal 1x setahun. Kalau di atas 50 tahun, saya anjurkan untuk 2x setahun.
- dr. Mery

Kepekaan dan kepedulian untuk merawat dan menjaganya dengan baik sedari dini niscaya akan membuat vagina kita jauh dari infeksi atau penyakit.

Namun, jika tetap luput menjaganya, apa saja infeksi yang bisa terjadi pada organ intim kewanitaan kita?

(Klik gambar untuk melihat penjelasan.)
Infeksi Panggul Infeksi Salurang Kencing Infertilitas Kemandulan
Kanker Serviks Vulva Vagina Kerusakan Sistem Imun Tubuh Infeksi Menyeluruh Sepsis
Nutrisi dan Kesehatan yang Menurun Praktik Hygiene Daerah Kewanitaan yang Salah Keadaan Imunokompromise
Hubungan Seksi yang Tidak Sehat Kebersihan yang Buruk

Setiap perempuan diciptakan unik, jadi tidak ada 1 kasus yang bisa disamakan untuk semua perempuan. Tapi setelah mendapatkan informasi ini, semakin jelas bahwa kita sebagai perempuan harus mengenali tubuh dan kondisinya dengan lebih baik.

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah semua bahaya kesehatan organ intim?

Ayo, mulai
merawatnya!

Banyaknya risiko infeksi yang mungkin menyerang bagian intim kewanitaan kita, sepatutnya menyadarkan kita untuk segera merawat organ intim dengan sebaik-baiknya.

Ada beberapa bentuk antisipasi yang bisa dilakukan, sebelum risiko-risiko infeksi yang cukup mengkhawatirkan itu menghampiri kita.

Cara Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan
Hanya gunakan bahan-bahan/ lotion/ cairan yang direkomendasikan dokter.
Bila terdapat keluhan daerah vulva-vagina, segera cek ke dokter.
Tidak memberi bedak/ minyak.
Miliki hubungan seks yang sehat.
Cuci pakaian/ pakaian dalam yang baru dibeli sebelum dipakai.
Perempuan yang sudah berhubungan seksual, lakukan pengecekan daerah kewanitaan secara berkala.
Tidur cukup, olahraga, nutrisi baik, hindari rokok dan alkohol.
Karena air atau sabun pembersih kewanitaan sehari–hari saja tidak cukup, gunakan antiseptik kewanitaan yang mengandung povidone-iodine selama periode red days.

CARA MEMAKAI SABUN ANTISEPTIK KEWANITAAN YANG BENAR:


Tuangkan BETADINE® Feminine Hygiene 1 tutup botol


Encerkan dengan 1 liter air


Gunakan sebagai pembasuh dan diamkan 1 menit sebelum dibilas

Apa itu povidone iodine?
Povidone-Iodine itu sebenarnya antiseptik, bisa membunuh bakteri, virus, dan jamur dalam hitungan detik. Komponen Povidone-Iodine sudah dari dulu digunakan sebagai antiseptik di seluruh dunia. Povidone-Iodine memiliki spektrum paling luas, artinya, banyak yang bisa 'dibunuh'.
- dr. Mery