NOVA.id - Selama ini kita sering mendengar informasi soal matahari yang berkaitan dengan kesehatan.
Di satu sisi, matahari dinilai jahat oleh sebagian orang, karena bisa membuat kulit jadi tidak sehat bahkan bisa terkena penyakit tertentu.
Di sisi lain, sinar matahari justru dinilai baik dan bermanfaat untuk kesehatan.
Baca Juga : Sampai Buat Sistem Jebol, Ini Bocoran Series Magic Hour: The Series 2!
Jadi, yang mana mitos dan yang mana fakta, nih, Sahabat NOVA?
Tenang! Untuk memberi informasi yang benar terkait sinar matahari dan kesehatan, dokter Dina Udayani Swadeshi, Sp.KK., pun akan berbagi ke Sahabat NOVA.
Berikut ulasannya.
Baca Juga : Pamer Wajah Menggemaskan Cucu ke-2 Jokowi, Kahiyang Ayu: Bobby Nasution Versi Cewek!
1. Cahaya matahari yang menyehatkan adalah pada siang hari, bukan pagi hari.
Mitos vs Fakta: MITOS
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan.
Baik cahaya matahari pagi atau pun siang hari dibutuhkan bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup di bumi.
Nah, sinar UVB dibutuhkan manusia terutama untuk mengubah provitamin D dalam tubuh menjadi vitamin D.
Proses sintesis ini baiknya pada pagi hari jam 6 sampai jam 9.
Atau sore hari, untuk menghindari efek negatif sinar UVB di siang hari.
Pasalnya, jumlah sinar UVB lebih banyak pada siang hari.
Baca Juga : Billy Syahputra Ulang Tahun, Nikita Mirzani Beri Kado Mahal! Apa ya?
2. Terpapar sinar matahari yang cukup dapat membantu melindungi kita terhadap kanker. Misalnya, kanker kulit, paru-paru, prostat, bahkan kanker ovarium.
Mitos vs Fakta: FAKTA
Paparan sinar matahari pada wajah, leher, lengan, dan kaki selama 10-15 menit rupanya dapat menghasilkan 1.000 unit internasional (IU) sampai 3.000 IU.
Semua bergantung pada jenis kulit dan kebutuhan vitamin D yang diperlukan oleh tubuh masing-masing dalam satu hari.
Nah, vitamin D berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium di dalam usus dan mentransfer kalsium melintasi membran sel, sehingga dapat menguatkan tulang.
Hal ini juga dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis kanker, seperti kanker paru-paru, prostat, ovarium dan kulit.
Baca Juga : Gebi Ramadhan Meninggal Karena Kanker Hati, Sempat Ungkapkan Keinginannya pada Uus
3. Memakai sunscreen (tabir surya) justru dapat menghilangkan manfaat sinar matahari.
Mitos vs Fakta: MITOS
Faktanya, salah satu cara untuk mengurangi efek buruk sinar matahari adalah dengan menggunakan sunscreen!
Tabir surya merupakan bahan yang bisa menepis sinar matahari untuk mengurangi jumlah sinar UV yang sampai ke permukaan kulit dan diharapkan dapat mengurangi dampak buruk sinar UV.
Sementara produksi vitamin D tetap masih dapat berlangsung meski kita menggunakan tabir surya.
Adapun penggunaan sunscreen baiknya 20-30 menit sebelum terkena sinar matahari.
Kemudian, pemakaian ini bisa diulang setiap 2-3 jam terutama bagi yang memiliki aktivitas di luar ruangan.
Sedangkan untuk aktivitas air seperti berenang dapat digunakan sunscreen waterproof dengan pengulangan setiap 30 menit.
Baca Juga : Tips Perawatan Kulit Buat Kamu yang Masuk Usia 30-an
4. Bila sering berjemur di bawah sinar matahari maka asupan vitamin D makin banyak.
Mitos vs Fakta: FAKTA
Semakin lama berjemur maka produksi vitamin D semakin banyak.
Namun tubuh secara otomatis akan menghentikan pembentukan vitamin D apabila kebutuhan tubuh sudah terpenuhi.
Kemudian, bila ingin berjemur sebaiknya pagi hari, khusus untuk pembentukan vitamin D dan tidak terlalu lama.
Pasalnya, paparan radiasi sinar UV terlalu lama dapat menyebabkan sel kulit menjadi rusak.
Terpapar sinar matahari (UVA) dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sampai ke lapisan dermis kulit di mana terdapat fibroblast.
Fibroblast ini yang memproduksi jaringan ikat kulit atau kolagen kulit.
Apabila terjadi kerusakan pada fibroblast maka kulit akan tampak keriput.
Baca Juga : Sulit Tidur di Malam Hari? Ini 4 Tips agar Tidur Cepat Nyenyak!
5. Terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan-perubahan permanen pada kulit.
Mitos vs Fakta: FAKTA
Kulit diketahui juga mengandung pigmen melanin.
Jumlah pigmen melanin akan menentukan warna kulit seseorang.
Kulit yang gelap menandakan kulit mengandung banyak pigmen melanin, sedangkan kulit putih mengandung sedikit melanin.
Baca Juga : Diringkus saat Pesta Narkoba, Begini Kronologi Penangkapan Aris Idol
Melanin berfungsi menyerap sinar UVB matahari yang mengenai kulit.
Hal ini bertujuan untuk melindungi materi genetik dalam sel-sel kulit dari bahaya radiasi sinar UVB, sehingga materi genetik dapat terjaga dengan baik.
Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin maka dapat timbul kanker kulit.
Oleh karena itu orang berkulit gelap memiliki efek proteksi yang lebih kuat. (*)
Hilman Hilmansyah
Rahasia Cantik Luar dan Dalam Bersama Eva Mulia Clinic, Solusi Terjangkau untuk Kulit Sehat
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR