TabloidNova.com - Perjuangan melawan korupsi di negara yang rutin masuk daftar negara terkorup di dunia kadang terasa seperti perjuangan yang sunyi. Saat tahu kiprahnya melawan penyakit laten ini diapresiasi oleh masyarakat dunia, Sely Martini (35) merasa semangatnya terpicu kembali.
"Kadang-kadang, saya merasa seperti alien," ujar Sely sembari tertawa, ketika ditanya seperti apa rasanya menjadi satu dari segelintir orang yang berperan aktif memerangi korupsi di Indonesia.
Menurutnya, "Banyak orang yang takut kalau dirinya 'bersih' malah dikucilkan atau tidak diberi jabatan. Mereka juga pasti merasa seperti alien. Nah, ayo para alien ini berkumpul dan menjadi agen perubahan."
Perjalanan Sely menjadi agent of change sendiri dimulai ketika dirinya masih duduk di bangku kuliah. Sembari menyelesaikan studi di Institut Teknologi Bandung, Sely aktif menjadi relawan bagi Indonesia Corruption Watch (ICW), lembaga swadaya masyarakat yang fokus memerangi korupsi di Indonesia. "Saya ikut riset mereka, juga jadi surveyor," cerita Sely.
Sejak lama, ia memang peduli dengan isu pemberdayaan masyarakat kecil. Lulus ITB, Sely langsung bergabung dengan ICW hingga kini ia menjabat sebagai Program Manager untuk Monitoring dan Evaluasi.
Ranah pekerjaannya jauh dari sorot kamera. Jika tokoh-tokoh ICW yang banyak muncul di media adalah pengacara, Sely mengambil bagian di belakang layar. "Saya tak suka popularitas," ujarnya tersenyum kecil. "Tapi orang-orang yang tak memiliki kemampuan advokasi juga sangat penting dalam pemberantasan korupsi. Mereka dapat membangun organisasi yang stabil, sustainable, dan dipercaya."
Toh, sebut Sely lagi, proses pemberantasan korupsi itu tak hanya dengan cara memenjarakan koruptor saja. Tindakan pencegahan agar aset dan uang negara tak digerogoti tikus koruptor juga tak kalah penting. Untuk itu, "Indonesia butuh masyarakat yang berintegritas. Masyarakat yang harus bisa mengawasi daerahnya sendiri dari ancaman korupsi."
Di sinilah Sely berkecimpung. Wanita yang percaya bahwa penanaman sikap anti korupsi paling ideal dimulai dari rumah ini giat mengkampanyekan gerakan anti korupsi kepada anak-anak muda dan ibu rumah tangga di berbagai daerah di Indonesia.
Penghargaan Saat Oscar
Lantaran lebih banyak bekerja tanpa sorot kamera pula lah, Sely sungguh kaget saat mengetahui namanya menjadi salah satu pemenang untuk penghargaan Honesty Oscars 2014.
Penghargaan ini diadakan oleh Accountability Lab, sebuah organisasi dunia yang gencar mengampanyekan gerakan anti korupsi, bekerja sama dengan ONE, organisasi yang dibentuk oleh Bono (vokalis band U2) yang fokus kepada pengentasan kemiskinan dan gerakan pro demokrasi.
Meski namanya Honesty Oscars, penghargaan ini tak ada hubungannya dengan Academy Award yang memberikan piala Oscar kepada pelaku dunia perfilman. Hanya, nama pemenang sengaja diumumkan tepat pada saat malam Oscar, sehingga diharapkan seluruh dunia ikut memberi perhatian pada ajang penghargaan ini.
Tak hanya memenangi kategori Best Activist in a Leading Role saja yang membuat Sely terkesan, tapi juga namanya disandingkan dengan nama-nama besar para nominator, seperti John Githongo dari Kenya, Aruna Roy dari India, Gregory Ngbwa Mintsa dari Gabon, dan Xu Zhiyong dari Cina. Mereka adalah sosok anti korupsi yang sangat dihormati di negaranya masing-masing.
KOMENTAR