Gagal Jadi Tentara
Devi beruntung Tegar sangat hebat. Meski, dia kini harus mengalami cacat seumur hidup, tapi tidak mengurangi keceriaannya. Ia tetap menjawab setiap ditanya oleh siapa pun. "Aku ingin jadi pembalap Rossi," ujar Tegar saat ditanya apa cita-citanya. Namun ketika ditanya soal ayahnya, buru-buru Tegar menjawab. "Besok kalau ketemu, Bapak gantian aku lindaskan kereta," ucap Tegar sambil terus bermain mobil remote control pemberian seseorang yang simpati kepadanya.
Dokter Dwi Siwi Mardiati, dari RS Dr. Soebandono, Madiun, menjelaskan bahwa dokter tidak bisa menyambung kembali kaki Tegar, karena kondisi luka pada kedua potongan tubuhnya sangat parah. Itu sebabnya pihaknya melakukan amputasi. Padahal, lanjut Siwi, jika potongan itu rata bagus, serta waktunya terjadi kurang dari enam jam, maka hal tersebut bisa dilakukan penyambungan. "Bahkan, kalau memang kedua sisi sambungan kondisinya bagus, maka nyaris sembuhnya bisa sempurna."
Sementara itu Kastreskrim Polres Madiun, AKP Mochamad Zaini, Jumat (10/7) menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan pengejaran kepada Puryanto yang diduga kuat sebagai pelakunya. Karena belum tertangkap, pihaknya belum mengetahui bagaimana kejadian sebenarnya. "Kalau yang kami terima saat ini, bahwa perbuatan itu disebabkan oleh cemburu saja. Tapi apakah hanya itu, kami belum tahu," ujar Zaini yang berharap Puryanto segera tertangkap.
GANDHI WASONO M
KOMENTAR