Keduanya langsung beranjak bangun dan berlari menuju kamar sang cucu di ruang depan. Ternyata, Tegar tidak ada di sana. Dengan perasaan tak menentu pasangan ini langsung membuka pintu depan rumahnya. Astaga! Dada kakek nenek itu seolah berhenti bedetak. Dari keremangan cahaya lampu mereka melihat Tegar dengan posisi merangkak di tanah sementara darah mengalir dari kaki kanannya yang sudah buntung. "Saya dan suami langsung menjerit sejadi-jadinya, sampai orang-orang kampung pagi itu bangun semua," kata Sukemi (50).
Tanpa Tangisan
Tak mau buang waktu, Tegar langsung dilarikan ke rumah sakit di Caruban. Tapi karena peralatannya tidak memungkinkan bocah yang aktif ini dirujuk ke RS Dr. Soedono, Madiun. Seketika itu pula, tetangga yang lain memberitahu Devi Kristiani, ibu Tegar yang setiap pagi buta berjualan kue di pasar Caruban. Mendapat kabar buruk itu, ibu dua anak tersebut langsung bergegas menyusul ke rumah sakit.
Devi tak bisa mengendalikan emosi saat melihat anak sulungnya tergolek di ranjang dengan kaki kanan dibawah lutut sudah terlepas. Yang mengherankan, sejak kejadian hingga rumah sakit Tegar terdiam tanpa tangisan. Dan Devi makin ngenes, ternyata semua itu karena ulah suaminya sendiri, Puryanto. "Aku tadi ditabrakkan Bapak kereta api!," katanya Tegar. Cerita bocah itu membuat yang mendengar geleng-geleng kepala.
Setelah itu tubuhnya diletakkan di atas rel. Begitu KA. Bangunkarta jurusan Jakarta-Jombang lewat, Puryanto kemudian meninggalkan anaknya. Kaki kanan Tegar pun langsung terlindas dan lepas. Setelah ayahnya kabur, bocah berusia empat tahun ini berusaha pulang ke rumah dengan merangkak. Ia sama sekali tidak menangis. Luka kakinya yang buntung itu hanya terlindungi oleh celana.
Menurut bocah berkulit gelap itu, sebenarnya dia sempat meronta. "Di rel itu aku sempat dicekik Bapak," kata Tegar sambil tetap asyik bermain mobil-mobilan bersama teman yang mengelilinginya.
Cemburu
Apa yang membuat Puryanto gelap mata? Semua itu akibat percekcokan dengan Devi Kristiani. "Tadi malam saya sempat bertengkar, saya sengaja minta cerai karena belakangan ini dia kerap berbuat kasar terhadap saya maupun dengan Tegar," ujar Devi.
Salah satu sumber percekcokan itu lanjut wanita tamatan salah satu SMK di Caruban tersebut, karena suaminya yang sudah menikahi lima tahun silam itu sering cemburu dengan seseorang penjual sayur di pasar. "Padahal, saya tidak ada hubungan apa-apa," kata Devi yang tak menduga suaminya yang asal Pelembang itu begitu tega dengan anaknya.
Percekcokan itu bukan hanya kepada istrinya saja, tapi juga kepada Sukemi, mertuanya. "Karena saya jengkel, tempo hari dia sempat saya usir dari rumah. Masak, saya membelikan kue untuk Tegar dan adiknya kok dia malah marah-marah," cetus Sukemi.
Puryanto, lanjut Devi, belakangan berjualan pentol keliling kampung. Tapi, sebelumnya, pekerjaan suaminya tersebut adalah pengamen, juga terkadang sebagai tenaga kasar di sawah. "Dari hasil penjualan pentol sebenarnya lumayan, tapi tidak diberikan saya, tapi justru untuk main playstation di dekat terminal."
Gandhi Wasono M
KOMENTAR