Setelah 9 bulan dikandung, tentulah ibu sangat menanti-nantikan pertemuan pertamanya dengan sang bayi. Tapi jangan kaget, lo, melihat tampilan si kecil tak "seindah" yang dibayangkan.
Biasanya, setelah suhu bayi stabil dan kondisinya pun baik, ia akan secepatnya dipertemukan dengan sang bunda. Yang dimaksud kondisi baik, terang dr. Eric Gultom, "bayi tak mengalami kelainan apapun, entah kelainan pernapasan dan sebagainya." Kalau tidak, pertemuan pun ditunda. Namun "keterlambatan" pertemuan pertama yang sering terjadi justru bukan disebabkan kondisi bayi, melainkan si ibu. Misal, ibu mau beristirahat dulu karena lelah setelah menjalani operasi sesar. "Jadi kadang malah ibunya yang menolak," lanjut spesialis anak dari bagian Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ini.
Tapi jangan kaget atau malah bingung, ya, Bu, setelah berjumpa sang buah hati. Pasalnya, kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami sembab hampir di seluruh tubuhnya. Hal ini disebabkan, dalam tubuhnya masih banyak mengandung air pada rongga ketiga di bawah kulit, tepatnya di ekstra vaskular (di luar pembuluh darah) dan ekstra selular (di luar sel-sel). Tapi tak usah cemas, "dengan bayi banyak mengeluarkan keringat, BAK, dan BAB, maka tubuhnya akan proporsional dan enggak sembab lagi."
Kecuali pada bayi yang dari rahimnya sudah mengalami kekurangan makanan atau dikenal dengan PJT (pertumbuhan janin terhambat) dan bayi lebih bulan. "Bayi PJT akan tampak keriput, sedangkan bayi lebih bulan kulitnya seringkali terkelupas." Lain hal dengan bayi normal, umumnya cuma sembab dan berangsur-angsur akan pulih. "Setelah usia satu atau dua minggu akan terlihat bentuk aslinya." Pada saat itulah Anda bisa melihat, "Oh, ternyata buah hatiku cantik sekali, mirip denganku," atau ganteng seperti bapaknya.
SENSITIF TERHADAP BAU DAN SUARA
Nah, kini sang buah hati yang dinanti-nantikan telah berada bersama Anda. Inilah saat paling berharga bagi Anda dan bayi untuk saling mengenal lewat kontak mata dan kulit. Jadi, dekaplah ia dengan lembut dan penuh kasih, pandangi wajahnya dan elus lembut pipinya dengan penuh cinta.
Perlu diketahui, bayi sangat sensitif terhadap bau. Ia bisa mengenali bau ibunya, lo. Hal ini terjadi karena tubuh Anda sebagaimana juga orang lain- akan mengeluarkan hormon feromon lewat kulit. Hormon ini mempunyai bau sangat kuat. Nah, bayi baru lahir sangat sensitif terhadap bau hormon ini pada beberapa hari dan minggu pertama kehidupannya. Jadi, ia bisa membedakan bau Anda dengan bau orang lain.
Selain bau, bayi juga sangat sensitif terhadap suara. Jadi, ajaklah ia bicara kala Anda mendekapnya. Tak usah bingung untuk mencari topik pembicaraan karena Anda bisa memulainya dari mana saja; dari kebahagiaan Anda atas kelahirannya yang sangat Anda nanti-nantikan sampai kegiatan yang tengah Anda lakukan dan sebagainya. Jangan lupa, selama Anda berbicara, tataplah matanya. Wajah Anda dan wajahnya berjarak sekitar 20-25 cm karena baru sepanjang itulah jangkauan pandangan bayi baru lahir.
Penelitian membuktikan, kontak fisik atau sentuhan kulit, bau, dan suara ibu amat penting pada hari-hari dan minggu pertama kehidupan bayi untuk membentuk ikatan dengan ibu. Baik bau maupun suara ibu akan membuatnya merasa tenang dan aman. Jadi, sering-seringlah bersentuhan dan berbicara dengannya maupun bersenandung untuknya, ya, Bu.
Tentu saja, pertemuan pertama Anda dengannya hanya merupakan langkah awal dalam membentuk ikatan, sehingga perlu ditindaklanjuti. Tapi bila setelah kembali ke rumah, Anda lebih menyerahkan perawatan sang buah hati kepada babysitter, maka ikatan yang telah Anda jalin selama berada di rumah bersalin akan berkurang.
Bagi para ibu yang oleh suatu sebab harus "dipisah" dengan bayinya, tak usah cemas akan kehilangan kesempatan untuk membentuk ikatan dengan sang buah hati. Toh, pertemuan pertama tak hanya berlangsung di rumah bersalin, tapi juga bisa di rumah. Disamping, Anda pun masih punya banyak kesempatan untuk membentuk ikatan tersebut. Bukankah setelah Anda dan bayi boleh "disatukan", maka hari-hari selanjutnya menjadi milik Anda berdua?
BELAJAR MENYUSUI ASI
KOMENTAR