Sunat adalah tindakan membuang sebagian kulit bagian penis sampai batas kepalanya keluar (kulup atau preputium). Dari sisi kesehatan jangka panjang, sunat memiliki banyak sekali manfaat bagi pria yang telah melakukannya.
Diwajibkan oleh golongan tertentu, sebenarnya sunat untuk kaum adam berguna dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin. Dan hingga saat ini, ada banyak metode yang dijalankan untuk melakukan tindakan bedah tertua di dunia tersebut.
Baca: Bedanya Bercinta dengan Pria yang Disunat dan Tidak Disunat
"Kalau bicara mengenai metode tidak kenal usia, di dunia banyak metode sunat. Misalnya di Indonesia saja malah masih banyak yang memakai metode tradisional di kampung-kampung yang pakai bambu, silet, batu bahkan golok," ungkap dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, di Rumah Sunat kawasan Tebet Jakarta Selatan.
Baca: Pilih Sunat yang Mana?
Kemudian, lanjut dr. Mahdian, ada pula metode konvensional yakni dengan memakai gunting dan dijahit. Akan tetapi, bedah sunat dengan metode tradisional dan konvensional tersebut perlu proses penyembuhan yang agak lama serta memiliki aturan-aturan untuk mendukung proses penyembuhan. Antara lain tidak boleh terkena air, tidak memakai celana, tidak bisa berenang atau bermain bagi anak-anak.
Baca: Bila Anak Harus Segera Disunat
Berbeda dengan metode modern, yaitu klamp (klem), dr. Mahdian menjelaskan bahwa teknik ini sangat mudah dikerjakan, cepat, aman dan tidak berisiko terjadi infeksi silang. Klem banyak dipakai di negara maju bahkan klem sendiri direkomendasikan oleh WHO.
Jenisnya beragam, mulai dari smart klamp, alisklamp, dan tara klamp yang dibedakan berdasarkan bentuk penjepit.
Baca: Mikropenis, Kelainan Penis pada Anak Akibat Kondisi Kandungan
"WHO merekomendasikan klem, pengerjaannya hanya 5 menit tidak ada jahitan, jauh lebih cepat dengan memakai klem dan kecil risikonya. Kemudian, untuk hasilnya sendiri berbeda, klem sudah ada ukurannya yang pas dan dia bundar. Dari sisi aktivitas, sehabis sunat bisa langsung berkegiatan. Misalnya, anak-anak sudah dibolehkan main sepeda, pakai celana dan berenang," jelasnya.
Yang perlu mendapat penanganan khusus, lanjutnya, adalah kondisi komplikasi yang bisa saja terjadi saat tindakan dilakukan.
"Kesalahan saat menyunat dapat menimbulkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi, kosmetik yang kurang baik, hingga penis terasa nyeri bila ereksi karena kulit yang dibuang terlalu banyak," tambah dr. Mahdian.
Baca: Ternyata, Pria yang Disunat Lebih Minim Risiko Terkena HIV/AIDS!
Memang dari ketiga metode tersebut jelas berbeda-beda harganya. Diakui dr. Mahdian, harga klem itu sendiri bisa mencapai jutaan rupiah karena sudah modern dan canggih.
"Harga klem di Jakarta berkisar 1,4 juta. Tapi, biasanya di rumah sakit harganya lebih mahal bisa diatas 10 juta,," tutupnya kepada TabloidNova.com
Yuni Arta Sinambela/Tabloid NOVA
Penulis | : | nova.id |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR