Saya mempunyai seorang keponakan laki-laki (2 tahun). Ia dan mamanya tinggal bersama saya dan orang tua kami. Papanya bekerja di propinsi lain sehingga jarang pulang. Ia sangat aktif dan pintar, rasa ingin tahunya besar dan cepat sekali belajar, sehingga begitu melihat orang dewasa melakukan sesuatu ia gampang meniru.
Ia merupakan anak dan cucu pertama, sehingga kasih sayang orang tua dan eyangnya begitu besar. Akibatnya ia jadi manja, egois, dan kurang empati terhadap anak-anak lain sehingga ia dicap nakal. Lebih-lebih setelah adiknya lahir, ia jadi makin nakal untuk mencari perhatian. Sampai sekarang ia masih cemburu dengan adiknya.
Ada satu kebiasaannya yang sangat mengesalkan dan sulit hilang meski sudah diperingatkan berkali-kali, yaitu sangat suka memegang-megang penisnya, kapan dan di manapun, terutama saat akan tidur dan mandi. Disela-sela bermain, ia sering tiba-tiba melamun sambil memainkan penisnya. Kelihatannya ia sangat menikmati. Bahkan jika sedang mengamuk dan marah dan kami sudah kewalahan sehingga mendiamkan saja, ia akan mencari relaksasi dengan cara itu.
Kami merasa sangat malu apalagi hal itu sering dilakukan di muka umum. Kami juga jadi sangat khawatir kebiasaan ini akan menghambat perkembangan jiwanya. Karena bila ia sedang begitu, ia hanya larut dalam dunianya, tak peduli untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Apalagi bila ia menyendiri dan merasa ditolak di lingkungan bermain karena nakal. Padahal kami sudah menghujani dengan perhatian sehingga ia tak sempat melamun.
Kami tak tahu persis pencetus kebiasaan ini, karena baru setahun yang lalu ia dan mamanya pindah ke sini. Sebelumnya mereka tinggal bersama papanya dan kebiasaan ini sudah berlangsung sejak di sana. Bagaimana cara menghentikan kebiasaan tersebut?
Desi, Yogyakarta
Keponakan Anda cerdas, tapi sayang suka memegang-megang penisnya dan kelihatan ia menikmati kegiatan ini. Apa yang dilakukannya dapat digolongkan dalam perilaku masturbasi. Banyak penyebabnya, antara lain mungkin awalnya ada iritasi di penis sehingga ia memegang penis tapi berlanjut terus karena memberi kenikmatan. Atau, bisa saja tanpa sengaja saat mandi penisnya dibersihkan ia merasa nikmat. Penyebab terburuk, bila ada pengasuh yang memang suka memainkan penis anak sehingga ia ketagihan untuk melakukannya sendiri. Tapi biasanya kebiasaan ini juga lebih sering muncul pada anak yang merasa kesepian, cemas, dan tersisihkan.
Sangat tak tepat bila mengingatkan anak untuk tak melakukannya, karena justru akan mendorongnya untuk melakukannya. Anda sekeluarga memang menyayangi dan memperhatikannya, tapi pemanjaan tak memberi dampak positif. Tak berarti jika diberi perhatian berlebihan akan menunjang perkembangan kepribadian anak. Sudah tepat bila mencoba melibatkan anak dalam aktivitas bermain. Saya sarankan kegiatan bermain yang melibatkan aktivitas tubuh agar cukup melelahkan dan ia akan mudah tertidur. Usahakan menemaninya saat menjelang tidur. Alihkan perhatiannya dengan memegang mainan sambil mendengarkan dongeng atau mengajaknya memainkan jari jemari sambil berbicara bersahutan.
Hati-hati dengan kehadiran adik yang akan memperparah keadaan, bisa saja simpati anggota keluarga lebih beralih ke adik karena ulah sang kakak tak menyenangkan. Tetaplah memperhatikannya dalam porsi wajar, ia perlu belajar berbagi dengan teman sebaya. Tak selalu mengabulkan permintaannya tapi juga tak mencemoohnya dengan kata-kata negatif, karena makin membuatnya merasa tak dicintai.
Ada baiknya konsultasikan ke dokter spesialis anak untuk memeriksa ada-tidak iritasi tertentu di penisnya. Selain itu, sebaiknya juga dikonsultasikan pada psikolog terdekat. Akan sangat membantu bila ia dapat diberikan terapi bermain untuk melepaskan semua emosi negatifnya dan belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
KOMENTAR