Bayi prematur masih menjadi masalah besar di Indonesia. Tercatat, Indonesia adalah negara peringkat kelima dengan kasus kelahiran prematur terbanyak di dunia. Selain itu, bayi prematur menyumbang angka lahir cacat, bahkan kematian.
"Bayi prematur harus ditolong segera dan bersifat sangat darurat," jelas dr. Rinawati Rohsiswanto, SPA (K)., saat ditemui Nova.id di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Penanganan pertama pada bayi prematur adalah dengan memasukkannya ke inkubator. Inkubator adalah alat yang dipanaskan dengan aliran listrik suhu tertentu, untuk menghangatkan tubuh bayi.
Baca: Cara Tepat Merawat Bayi yang Terlahir Prematur
Selain itu, di beberapa negara berkembang, di mana fasilitas inkubator masih terbatas, dikembangkan pula metode kanguru untuk bayi prematur. Caranya, bayi diletakkan dalam pelukan ibu tanpa menggunakan pakaian, sehingga terjadi skin to skin contact.
Fungsi skin to skin contact ini hampir mirip dengan inkubator, yakni memberikan kehangatan pada bayi, supaya suhu tubuhnya segera naik.
Penanganan yang cepat dan tepat ini akan meminimalkan angka kecacatan pada bayi prematur. “Sebanyak 70 persen bayi prematur cacat ringan, sedang 30 persen lainnya cacat berat, yakni kehilangan penglihatan dan pendengaran,” jelasnya.
Salah satu penyebab bayi lahir prematur adalah kondisi ibu hamil yang stres. “Kondisi ibu hamil yang stres secara tidak langsung menyebabkan bayi lahir prematur dan berat badan rendah,” tutupnya.
Baca: Bayi Prematur, Aman Dibawa Pulang, Asal...
KOMENTAR