NOVA.id— Penderita penyakit ginjal tentu memiliki pilihan untuk bisa melakukan transplantasi ginjal.
Transplantasi ginjal adalah terapi penggantian ginjal yang melibatkan pencangkokan ginjal dari orang hidup atau mati kepada orang yang membutuhkan.
Untuk tahu lebih lanjut terkait transplantasi ginjal, berikut penjelasan dari dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) yang juga masuk dalam tim transplantasi ginjal pada pasien anak yang bernama Viara.
Baca Juga : Ulang Tahun di Tanggal yang Sama, Irwan Mussry dan Sule Sandang Status Berbeda di Tahun Ini
Ketika melakukan transplantasi ginjal, maka yang dilihat adalah dari berat badan dan tergantung kepada keahlian tim di rumah sakit yang akan melakukan transplantasi ginjal.
“Ketika melakukan transplantasi ginjal, sebetulnya tidak melihat usia tapi lebih melihat berat badan, tergantung keahlian tim transplantasi. Masing-masing centre bisa beda ya. Tapi, untuk tim transplantasi RSCM itu bisa melakukan di atas 10 kg,” kata dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) ketika ditemui saat acara di Kemenkes RI, Jakarta Selatan. Selasa (13/11).
Kesulitan teknis untuk meletakan ginjalnya itu ketika di dalam badan pasien.
Baca Juga : Sering Lesu? Coba Lakukan Hal Ini untuk Kembali Tingkatkan Energi!
“Karena kan kalau pasiennya kecil, sulit untuk meletakkan ginjal barunya. Karena ginjalnya ini donornya selalu dewasa. Jadi, aturan untuk sementara ini kita hanya memakai donor hidup. Yang boleh menyumbangkan ginjal hanyalah manusia yang sudah dewasa, yang sudah memahami risiko, sudah menimbang-nimbang baru boleh menyumbangkan ginjalnya, usianya itu di atas 19 tahun,” tuturnya.
Jadi, yang mendonorkan ginjal bisa dari orang tua, atau keluarga yang lain.
Dalam transplantasi ginjal yang ada waktu tunggunya itu adalah negara yang memakai donor mati, semua pasien akan didata.
Baca Juga : Sama-Sama Tak Hadiri Pernikahan, Begini Alasan Nagita dan Bella
“Kalau di Indonesia, karena kami tidak memakai donor mati. Maka sesuai dengan permintaan dari keluarga kalau keluarga merasa bahwa sudah ada yang ingin mendonorkan ginjal untuk penderita entah itu dari keluarga atau dari orang lain atau dari keluarga jauh tapi mereka yang biasanya aktif meminta,” jelasnya.
Dokter Eka kembali menjelaskan ketika pasien sudah ada donor, tim transplantasi sudah melakukan matching, pemeriksaan dan sebagainya.
“Di RSCM antriannya itu adalah antrian yang sudah terjadwal. Sampai saat ini memang di RSCM antrian yang telah terjadwal itu panjang karena banyak yang ingin melakukan transplantasi. Kalau untuk menggunakan bpjs itu saat ini kami sudah ada. Jadwal kami juga sudah terisi sampai bulan juni 2019. Karena timnya sama yang melakukan operasi. Jadi, tetap antriannya bersama,” tutup dr. Eka Laksmi Hidayti, Sp.A(K) saat diwawancara.(*)