NOVA.id—Prilly Latuconsina menanggapi bullying dengan respon yang positif.
Tepat Hari Anak Sedunia pada tanggal 20 november lalu, Prilly bersama Unicef Indonesia ikut merayakan dengan mengajak masyarakat untuk menjaga keragaman, saling menghormati, tetap bersekolah, tetap positif dan inovatif karena masa depan bangsa ada ditangan generasi muda.
Kini Prilly bersama Unicef Indonesia kembali berbicara terkait bullying melalui vlog di channel youtube Prilly Latuconsina.
Baca Juga : Gading Marten-Gisel Cerai, Nikita Mirzani: Kalau Ketemu di Tempat Disko Terus
Pada vlognya tersebut, Prilly mendapatkan pertanyaan tentang seseorang yang mengalami bullying fisik.
Prilly menjawab kalau “It's okay to be sad”, karena buat Prilly fisik itu bukan sesuatu hal yang bisa dirubah.
Prilly mengatakan, “Fisik itu hadiah dari Tuhan yang harus kita syukuri. Kamu juga harus tahu semua manusia diciptakan Tuhan itu punya fisik yang beragam, enggak mungkin semuanya diciptain sama,” dan buat Prilly semua itu adalah definisi dari kesempurnaan.
Baca Juga : Plaza Senayan Beauty Week 2018 Kembali Hadir untuk Perempuan Indonesia
Memiliki tubuh yang tidak tinggi dan sering dibully membuat Prilly berpikir bahwa dirinya bisa cantik dengan “in her own way” yaitu dengan bekerja dan caranya memperlakukan orang lain.
Buat Prilly, fisik itu cuman satu persen aja, tapi 99 persennya itu adalah bagaimana memperlakukan orang lain, mencintai diri sendiri, dan menghargai diri sendiri.
Menghukum diri sendiri karena kekurangan fisik yang dimiliki justru menambah hal-hal negatif.
Baca Juga : Plaza Senayan Beauty Week 2018 Kembali Hadir untuk Perempuan Indonesia
Prilly juga bercerita dirinya pernah mendapatkan cyber bullying, menurut Prilly ada berbagai macam orang yang bully. Pertama, orang membullying karena kepengen dan akan dihapus komentarnya oleh Prilly.
Kedua, ingin mengkritik tapi dengan kata-kata yang tidak sopan dan yang ketiga adalah menghakimi apapun yang Prilly lakukan.
Prilly selalu berusaha untuk menghadapi bullying tersebut dengan respon positif dan justru menjadi pengingat untuk dirinya sendiri.(*)