2019, BMKG Rilis Wilayah di Indonesia yang Akan Terkena Dampak Angin Kencang

By Alsabrina, Selasa, 1 Januari 2019 | 13:42 WIB
Illustrasi angin kencang (tribunnews)

NOVA.id – Akhir tahun kemarin (31/12/2018) BMKG mengeluarkan rilis adanya angin kencang dan gelombang tinggi yang menerpa sebagian besar wilayah Indonesia.

Dalam rilisnya, wilayah yang diprakirakan akan terdampak angin kencang antara lain Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Lampung, dan Banten.

Sedangkan di Pulau Jawa antara lain Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian utara.

Baca Juga : Rayakan Tahun Baru di Belanda, Ashanty Tulis Permintaan Maaf untuk Sambut 2019

Pulau Kalimantan meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Maluku juga akan terdampak angin kencang.

Angin kencang acap kali dikaitkan dengan adanya fenomena puting beliung. Namun, mungkinkah angin kencang yang akan menerpa Indonesia selama sepekan nanti bisa memicu angin puting beliung?

Baca Juga : Awal Tahun 2019, Sule Unggah Foto Masa Kecil Rizky Febian, Wajah Gemasnya Jadi Sorotan!

Mulyono R. Prabowo, Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bidang Meteorologi menjelaskan bahwa munculnya angin puting beliung memiliki gejala yang khas dan semuanya tergantung pada kondisi lingkungan.

Mulai dari pembentukan awan, kondisi wilayah sekitar, dan kecepatan angin.

"Tergantung jenis awannya. Kalau awannya kumulonimbus yang menjulang ke atas dan luasan yang tertutup awan tidak terlalu luas, kemungkinan memunculkan hujan lebat lebih mungkin dibanding awan yang melebar," kata Mulyono seperti yang NOVA.id lansir dari Kompas.com.

Baca Juga : Cantik nan Sederhana, Ini Sosok Calon Menantu Almarhum Dono Warkop

"Nah, saat ada awan kumulonimbus, muncul hujan lebat dengan hembusan angin kuat tapi hanya sebentar di suatu wilayah (atau disebut hujan lokal). Hal ini bisa memicu angin puting beliung," jelasnya.

Seperti diketahui, angin puting beliung banyak terjadi saat masa transisi dari musim kemarau ke penghujan.

Masa transisi membuat udara di sekitar wilayah cenderung lebih kering, hal ini membuat pertumbuhan awan ke atas karena uap air yang belum terlalu banyak.

Baca Juga : Ramalan 2019: Mama Ella Ungkap Inisial Artis Perempuan yang Bikin Geger Karena Kasus Narkoba

"Setelah hujan deras biasanya disertai hembusan angin kuat dan pusaran. Pusaran ini yang kemudian dikenal dengan angin puting beliung," tukasnya.(*)

 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BMKG Prediksi Angin Kencang Sepekan, Mungkinkah Picu Puting Beliung?