Hati-Hati, Sering Berbohong Ternyata Bisa Indikasikan Gangguan Psikologis Ini!

By Alfiyanita Nur Islami, Senin, 21 Januari 2019 | 21:30 WIB
Hati-Hati, Sering Berbohong Ternyata Bisa Indikasikan Gangguan Psikologis Ini! (istock)

NOVA.id – Meski bukan hal yang baik, sebagian dari kita mungkin pernah berbohong dengan suatu alasan.

Tapi tahukah Sahabat NOVA jika terlalu sering berbohong ternyata bisa merujuk pada gangguan psikologis tertentu.

Kondisi di mana seseorang sering berbohong dalam jangka waktu yang lama dan terus melakukan kebohongan biasa disebut dengan mythomania.

Baca Juga : Ikut Kajian, Raffi Ahmad: Dunia Ini Sementara, Alhamdulillah Raffi Insyaf

Meski tidak bermaksud mengambil keuntungan tertentu dari kebohongannya, penderita gangguan psikologis ini bisa berbohong selama hampir seluruh hidupnya.

Mereka bahkan bisa memercayai kebohongannya tersebut sebagai sebuah fakta.

Lantas, mengapa bisa seperti itu?

Baca Juga : Kekasih Baru Brad Pitt Ternyata Punya Kisah Hidup yang Mirip dengan Angelina Jolie

Gangguan ini banyak terjadi pada mereka yang berusia 16 hingga 22 tahun, baik laki-laki maupun perempuan.

Bagi orang dengan kondisi ini, kebohongan adalah bagian dari hidupnya.

Mereka terkadang tak bisa lagi membedakan mana yang fiktif dan mana yang nyata dari kehidupannya.

Baca Juga : Sebelum Istrinya Meninggal Dunia, Ustad Maulana Bermimpi Melihat Sang Istri Berpakaian Serba Putih

Jangan dulu khawatir, tidak semua orang berbohong bisa masuk dalam kategori mythomania.

Mythomania termasuk salah satu jenis dari kebohongan patologis.

Kebohongan patologis (yang tidak normal) lainnya bisa seperti kebohongan akibat kebiasaan, penipu yang suka mengganti identitas, atau berbohong yang disertai kebiasaan impulsif, seperti mencuri atau belanja gila-gilaan.

Dari semuanya, mythomania merupakan jenis yang paling ekstrem karena menggabungkan fakta dan fantasi.

Baca Juga : BREAKING NEWS: Yuki PAS Band Alami Kecelakaan Saat Perjalanan Dakwah

Mereka yang mengidap gangguan psikologis ini biasanya bisa membagikan cerita yang terkesan nyata dan mungkin saja mereka menceritakan sesuatu berdasarkan kisah nyata orang lain.

Kemudian, mereka cenderung membuat cerita yang bersifat permanen dan stabil.

Cerita yang mereka buat biasanya berkaitan dengan institusi penting kepolisian, angkatan darat, dan sebagainya.

Baca Juga : Tetap Tegar! Ustad Maulana Blak-blakan Ungkap Kehidupan Rumah Tangganya Bersama Sang Istri

Mereka pun memiliki peran penting dalam institusi atau dalam cerita tersebut.

Misalnya sebagai tokoh penyelamat atau sebagai korban yang tersakiti.

Dilansir dari Readers Digest, kita bisa melihat seseorang berbohong atau tidak salah satunya dengan memerhatikan perubahan suara yang dibuatnya.

Selain itu, Sahabat NOVA juga bisa memerhatikan laju bicara dan pola pernapasannya.

Jika tidak stabil, terkadang cepat atau lambat itu bisa menjadi indikasi lawan bicara kita sedang berbohong.(*)