NOVA.id – Masalah anak dengan berat badan kurang hingga kini masih menjadi tantangan di Indonesia.
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 1 dari 5 anak mengalami berat badan kurang.
Tentu, fakta tersebut memperlihatkan kita bahwa anak dengan berat badan tidak ideal terancam menjadi wasting (gizi kurang), bahkan stunting (tubuh kerdil).
Tidak hanya itu, terdapat risiko yang mengintai si kecil, antara lain menurunnya kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit dan gangguan perkembangan otak dan fisik seperti gangguan daya pikir hingga interaksi sosial.
Baca Juga : Pernah Dipacari, Ini 4 Fakta Aspri Cantik Hotman Paris yang Bonus Tahunannya Mobil Mewah!
Namun sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memantau berat badan dan tinggi badan anak secara rutin cukup rendah karena nyatanya selama tahun 2018 baru sekitar 54,6% anak balita yang dibawa ke fasilitas kesehatan.
Anak harus ditimbang dan diukur tinggi sesuai standar, yaitu paling sedikit 8 kali dalam setahun di layanan kesehatan sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan, menurut Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
"Selain mengupayakan pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk mengejar berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badannya, orang tua juga perlu untuk aktif melakukan pemantauan rutin pertumbuhan anak di layanan kesehatan," ujar DR. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K) yang ditemui dalam acara Bincang Gizi bersama Danone dibilangan Kemang, Jakarta Selatan (29/01/19).
Baca Juga : Dengan Tingkah Gemasnya, Jan Ethes Sebut Sule Menakutkan! Kenapa?