Perempuan Memilih 2019: Partisipasi Perempuan di Politik Masih Minim, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

By Tentry Yudvi Dian Utami, Senin, 4 Februari 2019 | 09:00 WIB
Perempuan Memilih 2019: Partisipasi Perempuan di Politik Masih Minim, Apa yang Bisa Kita Lakukan? (iStock)

NOVA.id - Kita sebagai perempuan mandiri dan berani tentunya ingin negara Indonesia menjadi jauh lebih maju, terutama bila sudah terkait dengan isu-isu perempuan dan sosial.

Sayangnya, suara dan keterlibatan perempuan di Indonesia masih terlihat minim, bahkan sedihnya, jarang terdengar ke permukaan.

Tak hanya itu, partisipasi perempuan di kursi legislatif juga semestinya jauh lebih meningkat ketimbang jumlah partisipan saat ini, dan disertai dengan kecakapan yang mumpuni!

Jadi, bukan hanya soal jumlah, melainkan juga soal pemahaman perempuan akan isu-isu yang ingin disuarakan!

Baca Juga : Berita Terpopuler: Di Balik Diamnya Veronica Tan atas Tuduhan Selingkuhi BTP Hingga Nasihat Maia Estianty pada Dul Soal Mulan Jameela

“Masih banyak kursi yang membutuhkan perempuan di sana. Tapi, perempuan yang punya visi dan misi serta mengerti soal isu yang ingin disuarakan,” jelas Politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati (Sara) Djojohadikusumo beberapa waktu lalu.

Selama menjabat di kursi pemerintahan, Sara mengaku banyak menemui kendala, khususnya dari politikus perempuan.

Sara mengungkapkan jika banyak dari mereka tidak memahami betul isu-isu sosial yang berhubungan dengan gender dan seksualitas.

Baca Juga : Perempuan Memilih 2019: Mengapa Partisipasi Perempuan di Politik Masih Minim?

Alhasil, suara di kursi pemerintahan pun jadi tak seimbang, karena ketidaktahuan mereka akan visi dan misi.

“Jadi kalau ingin menjadi pemimpin, lebih baik kuasai dulu betul-betul visi dan misinya. Terutama soal isunya sendiri,” tukasnya.

Seperti diketahui, saat ini Parlemen Indonesia membuka kesempatan pada perempuan untuk mengambil kursi tinggi itu sebanyak 30 persen.

Baca Juga : Sajikan Mi Goreng Udang yang Menggoda, untuk Imlek bersama Keluarga

Akan tetapi, sampai saat ini, presentase tersebut masih belum tercapai, sehingga menjadi pekerjaan keras bagi kita bersama untuk memilih calon pemimpin perempuan terbaik.

Sebab, dari sanalah, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengalami perubahan signifikan, yakni dari perempuan-perempuan hebat yang peduli akan isu-isu sosial dan paham akan visi dan misi.

Yah, kalau kita belum bisa terlibat secara langsung sebagai calon legislatif, setidaknya, jangan abai menggunakan hak pilih kita di Pemilu 17 April mendatang, ya, Sahabat NOVA! (*)